Singapura merupakan negara yg mengutamakan sektor perdagangan & sangat bergantung dalam ekspor dan impor. Ekonomi pada Singapura menerima peringkat sebagai negara yg paling terbuka di dunia, negara dengan nomor korupsi sedikit, dan negara yang paling pro usaha. Selain itu, Singapura juga termasuk keliru satu berdasarkan Empat Macan Asia. Pajak pada Singapura nisbi rendah (14,dua% menurut PDB). Singapura jua adalah negara menggunakan pendapatan per kapita tertinggi ketiga pada global. BUMN memainkan peran akbar pada perekonomian Singapura dengan memegang saham mayoritas pada beberapa perusahaan terbesar di Singapura, misalnya Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering, & MediaCorp. Investor jua sangat tertarik buat berinvestasi pada Singapura lantaran iklim investasi yang sangat menarik dan suhu politik yg stabil.
Barang ekspor primer di Singapura berada di sektor elektronik, bahan kimia, dan jasa. Hal itu memungkingkan buat membeli sumber daya alam & barang mentah yang nir dia miliki. Air termasuk langka di Singapura. Maka menurut itu, air didefinisikan sebagai sumber daya yg berharga di Singapura bersamaan menggunakan kelangkaan lahan yg dibantu menggunakan beberapa proyek reklamasi.
Industri pada Singapura dapat dikatakan mengandalkan konsep perantara perdagangan dengan membeli barang-barang mentah dan menyempurnakannya buat diekspor balik , seperti pabrik penyulingan minyak. Singapura pula mempunyai pelabuhan yang strategis yg membuatnya lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Port of Singapore merupakan pelabuhan kargo tersibuk kedua pada dunia. Selain itu, infrastruktur pelabuhan & tenaga kerja yg terampil, yg merupakan output berdasarkan kebijakan pendidikan dalam memproduksi pekerja terampil, jua sebagai aspek keberhasilan pelabuhan Singapura dalam hal ekspor & impor.
Pemerintah Singapura mempromosikan tabungan dan investasi melalui aneka macam kebijakan seperti Central Provident Fund, yg dipakai buat membiayai kebutuhan kesehatan & pensiun warganya. Tingkat tabungan di Singapura permanen sebagai galat satu yg tertinggi di dunia dari tahun 1970-an. Sebagian besar perusahaan di Singapura terdaftar sebagai perseroan terbatas. Pemegang saham nir bertanggung jawab atas hutang perusahaan yg melebihi jumlah modal saham mereka.
Untuk mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura sudah mengambil langkah-langkah buat mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih tenaga kerja, & menarik bakat asing. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menaikkan produktivitas Singapura, sehingga Singapura permanen kompetitif dan siap buat menghadapi tantangan ekonomi global.
1. Sejarah Ekonomi di Singapura
Setelah memperoleh kemerdekaan menurut Malaysia pada tahun 1965, Singapura menghadapi pasar domestik yang mini serta taraf pengangguran dan kemiskinan yg tinggi. 70% famili di Singapura tinggal dengan kondisi yg tidak baik & penuh sesak. Sepertiga antara lain tinggal pada daerah kumuh pada pinggiran kota. Angka pengangguran rata-homogen 14%, pendapatan per kapita masih US$ 516, dan 1/2 berdasarkan populasi buta huruf.
Sebagai tanggapan atas berbagai tantangan yg dihadapi, pemerintah Singapura mendirikan Dewan Pembangunan Ekonomi buat dijadikan tombak investasi & menciptakan Singapura menjadi tujuan yang menarik bagi investor asing. Pada tahun 2001 perusahaan asing menyumbang 85% berdasarkan sektor ekspor manufaktur. Sementara itu, tabungan & taraf investasi pada Singapura naik pada taraf tertinggi pada dunia.
Sebagai hasil dari dorongan investasi ini, modal saham Singapura naik hingga 33 kali lipat dalam tahun 1992 dan 10 kali lipat peningkatan rasio modal tenaga kerja. Standar hayati terus semakin tinggi. Banyak keluarga yg pindah berdasarkan status berpenghasilan rendah ke penghasilan menengah. Sekitar 80% penduduk Singapura adalah anggota kelas menengah. Angka tabungan yang tinggi berdampak pada negara yang nir terlalu diberatkan akan jaminan masa depan. Singapura pula telah berhasil berbagi tenaga kerja yg terampil, mandiri, & berpengalaman buat ekonomi dunia.
Strategi ekonomi Singapura membuat pertumbuhan ekonomi homogen-rata 8% berdasarkan tahun 1960 hingga 1999. Pertumbuhan ekonomi kembali turun setelah krisis keuangan pada kawasan regional pada tahun 1999 yakni sebanyak 5,4%. Tetapi balik naik ke 9,9% dalam tahun 2000. Pada tahun 2001 terjadi penurunan ekonomi sebesar dua%. Hal ini dikarenakan terjadi perlambatan ekonomi pada Amerika Serikat, Jepang, & Uni Eropa. Ekonomi tumbuh sebanyak dua,dua% pada tahun berikutnya, dan 1,1% pada tahun 2003 saat masih ada endemi SARS pada Singapura. Selanjutnya, perubahan akbar balik terjadi dalam tahun 2004 sehingga pertumbuhan ekonomi balik ke angka 8,3%. Pada tahun 2005, pertumbuhan ekonomi sebanyak 6,4% & pada tahun 2006 sebanyak 7,9%. Pada tanggal 8 Juni 2013, nomor pengangguran di Singapura lebih kurang 1,9%.
2. Perusahaan Negara dan Investasi di Singapura
Perusahaan pemerintah memainkan kiprah krusial pada perekonomian pada Singapura. Perusahaan-perusahaan yang sepenuhnya atau sebagian milik negara ini beroperasi secara komersial & nir terdapat keunggulan kompetitif atas perusahaan milik pribadi. Kepemilikan negara menonjol pada sektor-sektor strategis perekonomian misalnya telekomunikasi, media, transportasi generik, pertahanan, pelabuhan, operasi bandara dan perbankan, pengiriman, maskapai penerbangan, infrastruktur, dan real estate.
Tiga. Sektor Perekonomian di Singapura
Manufaktur dan jasa keuangan menyumbang masing-masing 26% dan 22% menurut produk domestik bruto Singapura dalam tahun 2000. Industri elektronika memimpin sektor manufaktur Singapura yakni kurang lebih 48% berdasarkan total output industri, namun pemerintah pula memprioritaskan pengembangan industri bahan kimia dan bioteknologi.
Untuk mempertahankan persaingan di tengah meningkatnya upah, pemerintah berusaha buat mempromosikan aktivitas nilai tambah pada sektor manufaktur & jasa. Pemerintah jua telah melakukan beberapa tindakan seperti pengendalian upah & pelepasan bangunan yang nir dipakai pada upaya buat mengendalikan kenaikan harga sewa komersial. Tujuannya buat menurunkan porto melakukan usaha di Singapura waktu biaya sewa kantor di distrik pusat bisnis naik tiga kali lipat pada tahun 2006.
Singapura dipercaya sebagai sentra keuangan global, dengan bank Singapura yang memperlihatkan fasilitas rekening perusahaan kelas dunia. Hal ini termasuk banyak sekali mata uang, internet banking, telephone banking, rekening koran, rekening tabungan, debit dan kartu kredit, deposito berjangka permanen, & layanan wealth management.
Singapura agresip mempromosikan dan mengembangkan perusahaan industri bioteknologi. Seratus juga dolar diinvestasikan ke sektor bioteknologi untuk membangun infrastruktur, dana penelitian dan pengembangan, dan merekrut ilmuwan internasional ke Singapura. Pembuat obat terkemuka seperti GlaxoSmithKline (GSK), Pfizer, dan Merck & Co, telah mendirikan pabrik di Singapura. Pada tanggal 8 Juni 2006, GSK mengumumkan bahwa ia akan berinvestasi sebesar S$ 300 juta untuk membangun pabrik vaksin anak, yang merupakan fasilitas pertama di Asia.
Singapura adalah pusat perdagangan minyak di Asia. Industri minyak merupakan 5% dari PDB Singapura. Singapura adalah salah satu dari tiga pusat ekspor penyulingan di dunia. Pada tahun 2007 Singapura mengekspor 68 juta ton minyak. Industri minyak telah menarik industri kimia dan manufaktur peralatan minyak dan gas.
Singapura memimpin 20% pasar dunia dalam bidang perbaikan kapal. Pada tahun 2008 industri kelautan dan lepas pantai memperkerjakan hampir 70.000 pekerja.
4. Perdagangan, Investasi, dan Bantuan di Singapura
Perdagangan di Singapura pada tahun 2000 sebesar S$ 373 miliar. Meningkat 21% dari tahun 1999. Singapura saat ini merupakan mitra dagang terbesar kelima belas dengan Amerika Serikat. Pada tahun 2000, impor di Singapura mencapai $ 135 milyar dan ekspor mencapai $ 138 miliar. Malaysia adalah sumber impor utama Singapura, serta pasar ekspor terbesar yakni 18% dari total ekspor Singapura.
Re-ekspor menyumbang 43% dari total penjualan Singapura ke negara lain pada tahun 2000. Ekspor utama Singapura adalah produk minyak bumi, makanan/minuman, bahan kimia, tekstil/garmen, komponen elektronik, peralatan telekomunikasi, dan peralatan transportasi. Sedangkan impor utama Singapura adalah pesawat, minyak mentah dan produk minyak bumi, komponen elektronik, radio dan televisi, kendaraan bermotor, bahan kimia, makanan/minuman, besi/baja, dan benang tekstil/kain.
Singapura memiliki akses perdagangan bebas di ASEAN, dengan bea masuk dikurangi ketika berhadapan dengan Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Brunei Darusalam, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam.
Amerika Serikat memimpin dalam investasi asing di Singapura. Pada tahun 1999, investasi kumulatif untuk manufaktur dan jasa oleh perusahaan-perusahaan AS di Singapura mencapai sekitar $ 20 milyar. Sebagian besar investasi AS di bidang manufaktur elektronik, penyulingan minyak dan penyimpanan minyak, dan industri kimia. Lebih dari 1.500 perusahaan AS beroperasi di Singapura.
Pemerintah Singapura dikenal bebas korupsi, terampil, memiliki infrastruktur yang canggih dan efisien. Hal tersebut telah menarik investasi dari lebih dari 3.000 perusahaan multinasional dari Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Perusahaan-perusahaan asing tersebut ditemukan di hampir setiap sektor ekonomi. Meskipun sektor jasa tertentu tetap didominasi oleh perusahaan terkait dengan pemerintah.
Pemerintah juga telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi di luar Singapura. Pada akhir tahun 1998, jumlah investasi di luar negeri mencapai $ 39 milyar. Republik Rakyat Tiongkok menjadi tujuan investasi utama yaitu sekitar 14%. Kemudian diikuti oleh Malaysia (14%), Hong Kong (8,9%), Indonesia (8%), dan Amerika Serikat (4%). India, yang ekonominya berkembang pesat terutama dari sektor teknologi, menjadi sumber berkembangnya investasi asing untuk Singapura.
Amerika Serikat tidak memberikan bantuan bilateral ke Singapura, tetapi AS tampaknya tertarik untuk meningkatkan perdagangan bilateral dan menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas AS-Singapura. Pajak perusahaan Singapura adalah 17 persen.
5. Tenaga Kerja di Singapura
Pada tahun 2000, Singapura memiliki tenaga kerja sekitar 2,2 juta. Negara ini memiliki kemampuan berbahasa Inggris terbesar di Asia. Hal itu menjadikannya sebagai tempat yang menarik bagi perusahaan-perusahaan multinasional. Pengangguran di Singapura terbilang sangat sedikit, yaitu sekitar 1,9% pada tahun 2012.
6. Keuangan Publik di Singapura
Belanja pemerintah di Singapura telah meningkat sejak awal krisis keuangan global, dari sekitar 15% dari PDB pada tahun 2008 menjadi 17% pada tahun 2012. Pemerintah tidak memiliki utang luar negeri dan surplus anggaran yang konsisten. Utang pemerintah Singapura dikeluarkan untuk tujuan investasi, bukan untuk kebutuhan fiskal.
Pajak penghasilan pribadi Singapura sekitar 0% sampai 20% untuk pendapatan di atas S$ 320.000. Tidak ada pajak warisan di Singapura. Tarif pajak penghasilan perusahaan di Singapura sekitar 17% dengan pengecualian kepada usaha kecil.
Pada bulan April 2013, Singapura diakui sebagai surga bari para orang kaya karena pajak penghasilan pribadi yang rendah serta pembebasan pajak pada pendapatan yang dihasilkan di luar Singapura. Banyak orang-orang terkaya di dunia yang pindah kewarganegaraan ke Singapura.
7. Kebijakan Moneter di Singapura
Monetary Authority of Singapore (MAS) adalah bank sentral Singapura dan otoritas peraturan keuangan. Bank sentral ini mengelola berbagai perundang-undangan yang berkaitan dengan uang, perbankan, asuransi, sekuritas, penerbitan uang, dan sektor keuangan pada umumnya. MAS telah diberikan kewenangan untuk bertindak sebagai bankir dan agen keuangan pemerintah. MAS juga telah dipercaya untuk melakukan stabilitas moneter dan kebijakan kredit bagi pertumbuhan ekonomi. MAS tidak mengatur sistem moneter melalui suku bunga, melainkan dengan melakukan intervensi di pasar Dolar Singapura.
Sumber: Wikipedia
Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.com