Senin, 20 Juli 2020

Hakikat Filsafat Dalam Ilmu dan Agroteknologi

Hakikat Filsafat Dalam Ilmu dan Agroteknologi

Posted by Agrikompleks

Hakikat Filsafat dalam  ilmu dan Agroteknologi - Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek/gejala secara mendalam. Adapun pada ilmu Pengetahuan empiris hanya membicarakan gejala-gejala. Membicarakan gejala-gejala untuk masuk ke hakikat itulah dalam filsafat.  Filsafat itu radikal berarti filsafat harus mencari Pengetahuan sedalam-dalamnya (sampai akar-akarnya).

Filsafat dalam agroteknologi

Radikalitas di sini berarti dalam pengertian sejauh akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang  jelas berada di luar jangkauan akal budi yang sehat.  Filsafat tidak membatasi objek ilmu-ilmu Pengetahuan.

Di samping itu, filsafat itu radikal karena berusaha untuk mencari hakikat dari objek yang dibahas.  Filsafat itu integral berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh Pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan. Jadi, filsafat ingin memandang objeknya secara integral.

Sedangkan kajian yang dibahas pada filsafat ilmu adalah meliputi hakekat (esensi) pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih memberikan perhatian terhadap duduk perkara-persoalan fundamental ilmu pengetahuan misalnya; ontologi ilmu, epistimologi ilmu & aksiologi ilmu.

Dari ketiga landasan tersebut, bila dikaitkan dengan Islamisasi ilmu  pengetahuan maka letak filsafat ilmu itu terletak pada ontologi dan epistimologinya.

Ontologi disini titik tolaknya dalam penelaahan ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas perilaku dan pendirian filosofis yg dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi ilmu pengetahuan sangat tergantung dalam cara pandang ilmuwan terhadap realitas.

Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu empiris.  Manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah  pada ilmu-ilmu humanoria.

Sedangkan epistimologi titik tolaknya dalam penelaahan ilmu pengetahuan yg pada dasarkan atas cara & mekanisme dalam memperoleh kebenaran. Dari penjelasan diatas kita bisa mengetahui bahwa kedudukan filsafat ilmu pada ilmu pengetahuan terletak pada ontologi dan epistemologinya ilmu pengetahuan tadi.

Hakikat filsafat pada agroteknologi adalah dalam penggunaan aspek ontology (objek yang ditelaah), (Metode mendapatkanya) dan aksiologi (tujuan) pada memperoleh pengetahuan atau teknologi. Ketiga objek ilmu tersebut dikaji menggunakan proses berpikir yang mendalam dan benar-benar- benar-benar buat mencari kebenaran.

Ilmu dan bagian-bagiannya barulah dapat dikatakan benar bila memenuhi tolok ukur kebenaran. Dalam filsafat, ada tiga tolok ukur kebenaran yang bisa dipakai. Pertama, sesuatu itu dapat dikatakan benar bila subjek dan objeknya berkorespondensi (selaras).   Kedua, sesuatu itu benar, bila sesuatu itu konsisten (sesuai) dengan yang sebelumnya yang dianggap benar. Ketiga, sesuatu itu benar, bila sesuatu itu bermanfaat bagi manusia.

Aspek ontology /objek yang ditelaah dalam agroteknologi adalah sesuatu yang hidup yaitu tumbuhan atau tanaman.  Landasan yang dibangun disini adalah mengumpulkan ilmu dan pengetahuan tentang tanaman terakait dengan faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan, perkembangan, produksi, pengaruh faktor luar (iklim, tanah, hama penyakit) serta rekaya teknologi yang dapat mempermudah tercapainya produksi yang optimal.

Aspek epistemologi adalah kebenaran kabar / fenomena menurut sudut pandang mengapa dan bagaimana keterangan itu benar yg bisa diverifikasi atau dibuktikan pulang kebenarannya. Aspek epistemology merupakan bagaimana cara/ prosedur memperoleh ilmu pengetahuan.

Pendekatan epistimologi yang digunakan dalam agroteknologi  untuk memperoleh kebenaran tersebut adalah metode ilmiah atau pendekatan sistematik. Misalnya jika ingin merekomendasikan suatu dosis pemupukan yang tepat dalam suatu wilayah maka terlebih dahulu harus mendesain suatu penelitian atau kajian yang sistematis dengan kaidah ilmiah serta menghubungkan semua ilmu atau pengetahuan yang terkait dalam membahas hasil yang diperoleh sehingga kesimpulan yang diberikan adalah kebenaran yang sudah dibuktikan/ kebenaran ilmiah.

Contoh lainnya merupakan peranan filsafat pada menyikapi teknik budidaya padi yg saat ini mungkin sudah tidak bijak. Filsafat bertanam padi merupakan penerapan cara bertanam padi secara bijak atau arif; Atau menggunakan sedikit pengertian filsafat yg lebih luas, adalah bertanam padi secara sahih & bermanfaat.

Untuk mencari kebenaran teknik budidaya padi yang sahih kepada petani, maka kita wajib memaparkan ketidakbenaran teknik budidaya yang selama ini diterapkan sang petani contohnya penggunaan pupuk yang berlebihan, enggan memakai varietas baru, pengunaan pestisida, pembakaran jerami, penggunaan benih yang banyak, pengairan yg berlebihan dan teknik lainnya yang tidak sahih.

Ketidakbenaran tersebut harus dijelaskan kepada petani dengan teori pendukung yang sudah terbukti kebenarannya sehingga petani akan tau bagaimana cara bertanam padi yang bijak yang secara filosofi adalah juga benar  Misalnya penjelasan bahwa varietas baru memberikan hasil lebih tinggi, boros dan tidak efisien bila menggunakan benih, pupuk dan air yang tinggi serta berdampak buruk bagi kesehatan tanah dan lingkungan serta penjelasan lainnya yang sistematis dan secara filosofi dapat diterima kebenarannya oleh petani.

Metode Ilmiah  adalah sesuatu yang dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu rambu untuk menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap ilmiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu  (1) Objektif  yaitu pengetahuan itu sesuai dengan Objek. 2) metodik  yaitu pengetahuan itu diperoleh dengan cara cara  tertentu dan terkontrol. 3) Sistematik  yaitu apabila pengetahuan ilmiah itu tersusundalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh dan 4)  berlaku Umum/ Universal yaitu apabia pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh  beberapa orang saja tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten.

Aspek aksiologi berarti aspek nilai atau teori yang berkaitan dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh. Dengan demikian aspek aksiologi dari agroteknologi adalah penemuan/invention teori dan  teknologi baik dalam bentuk system/cara maupun alat atau teknik.

Sedangkan tujuan dari diperolehnya teori, system/cara/teknik, rekayasa/alat/teknologi adalah buat memudahkan kehidupan insan pada pengelolaan flora sebagai akibatnya menaruh manfaat yang sebesar besarnya bagi kehidupan insan itu sendiri serta bagi kemaslahatan makhluk dan lingkungan pada sekitarnya.

Aspek aksiologi lainnya adalah terwujudnya tingkah laris moral dan etika yang baik dalam pengelolaan flora dan lingkungannya sehingga nir Mengganggu & memakai hasilnya buat segala sesuatu yg merugikan.

Filsafat berperan menjadi pengawal ilmu dan pengetahuan. Tanpa dikawal filsafat, selain bermanfaat, ilmu dapat pula mengakibatkan bala & membawa malapetaka bagi insan. Banyak contoh telah terjadi. Bom atom yang dikembangkan atas dasar ilmu telah sebagai monster pembunuh dalam perang dunia II. Reaktor nuklir pula tidak sedikit menelan korban.

Akhir-akhir ini terdapat upaya buat mengkloning insan, yang jika nir dikawal sang pikiran jernih berdasarkan kearifan filsafat pula akan membawa bencana bagi kelangsungan hayati insan itu sendiri. Bakhtiar (2011) menyatakan bahwa ilmu tanpa pengawalan filsafat bisa membawa ilmu tadi pada tujuan yang tidak bermanfaat bagi insan, bahkan bencana.

Oleh karena itu pada penerapan ilmu pengetahuan yang terkait menggunakan agroteknologi kedudukan & peranan filsafat sangat diharapkan agar penemuan yang dihasilkan membawa kemaslahatan dan tidak disalahgunakan.

Para pelaku agronomi yang berfilsafat akan memiliki moral dan etika yang tinggi dan bijaksana serta senantiasa mengedepankan kebenaran dalam setiap tindakan agronomi yang dilakukan di lapangan. Prinsip yang dikedepankan dalam filsafat agroteknologi adalah tindakan agronomi yang bijak dan benar.  Benar dalam teknik budidaya serta bijak pada lingkungan dan makhluk lain di sekitarnya.

Sumber :

Bakhtiar, A. 2011. Filsafat Ilmu. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. 266 hlm.

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...