Jumat, 06 Agustus 2021

Penyimpangan Sosial dan Pengendalian Sosial (Materi Ringkasan Sosiologi)

Perilaku menyimpang ataupun anti sosial merupakan output berdasarkan pengenalan yang nir sempurna. Ketidaksempurnaan proses sosialisasi itu disebabkan pula sang gagalnya individu atau grup buat mengidentifikasi diri agar pola perilakunya sinkron dengan kaidah atau nilai dan norma sosial di masyarakat. Apa yg mengakibatkan seseorang bisa berperilaku menyimpang & bagaimana cara mengendalikannya? Langsung saja kita simak selengkapnya?..

Berikut adalah beberapa pengertian konduite menyimpang berdasarkan para ahli sosiologi.

James W. Van der Zaden. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

Robert M. Z. Lawang. Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.

Paul B. Horton. Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

Kesimpulan dari ketiga pengertian konduite menyimpang menurut para ahli pada atas merupakan seluruh perlaku rakyat rakyat yg tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yg berlaku pada warga .

Menurut Paul B. Horton defleksi sosial memiliki karakteristik-ciri berikut:

Penyimpangan harus bisa didefinisikan

Penyimpangan bisa diterima sanggup jua ditolak

Penyimpangan relatif dan penyimpangan absolut

Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal

Terdapat kebiasaan-kebiasaan penghindaran dalam penyimpangan

Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)

Teori kebudayaan khusus

Teori anomie

Teori reaksi rakyat

Teori differential association (pergaulan berbeda)

Teori labelling

Teori merton

Teori fungsi

Ketidaksanggupan menyerap norma-kebiasaan kebudayaan

Proses belajar yang menyimpang

Ketegangan antara kebudayaan & struktur sosial

Ikatan sosial yg berlainan

Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yg menyimpang

Menurut Wilnes dalam bukunya “Punishment and Reformation”, faktor-faktor penyimpangan sosial dibagi menjadi dua yaitu:

Faktor subjektif, merupakan faktor yang dari menurut seorang itu sendiri.

Faktor objektif, merupakan faktor yang asal dari luar diri seorang (lingkungan).

Penyimpangan primer

Penyimpangan sekunder

Penyimpangan individu

Penyimpangan grup

Penyimpangan situasional

Penyimpangan sistematik

Penyimpangan seksual

Penyalahgunaan narkotika

Perkelahian antarpelajar

Minum-minuman keras (alkoholisme)

Tindakan kriminal atau tindakan kejahatan

Sikap mental yang nir sehat

Ketidakharmonisan dalam keluarga

Pelampiasan rasa kecewa

Dorongan kebutuhan ekonomi

Pengaruh lingkungan & media massa

Keinginan buat dipuji

Proses belajar yang menyimpang

Ketidaksanggupan menyerap norma

Adanya ikatan sosial yang berlainan

Proses pengenalan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang

Kegagalan pada proses sosialisasi

Keluarga

Lingkungan tempat tinggal

Kelompok bermain

Media massa

Hubungan seksual diluar nikah

Minum-minuman keras

Penyalahgunaan narkotika

Kenakalan remaja

Perkelahian antarpelajar

Kriminalitas

White collar crime

Blur collar crime

Kekerasan terhadap anak

Berikut adalah beberapa pengertian konduite menyimpang berdasarkan para ahli sosiologi.

Joseph S. Roucek. Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak terencana yang mengajarkan, membujuk, atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kelompok.

Peter L. Berger. Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan anggota-anggotanya yang membangkang.

Horton. Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.

Kesimpulan menurut ketiga pengertian perilaku menyimpang berdasarkan para ahli di atas merupakan suatu proses yg direncanakan atau tidak direncanakan yang mengajak, membimbing bahkan memaksa warga rakyat agar mematuhi nilai-nilai & kaidah-kaidah yang berlaku pada masyarakat.

Suatu cara/metode atau teknik buat menertibkan masyarakat/individu

Dapat dilakukan oleh individu terhadap individu, kelompok terhadap grup. Atau kelompok terhadap individu

Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi dalam masyarakat

Dilakukan secara timbal kembali meskipun terkadang nir disadari oleh kedua belah pihak

Untuk menjaga ketertiban sosial

Untuk mencegah terjadinya defleksi terhadap nilai-nilai & kebiasaan-norma sosial pada warga

Untuk mengembangkan budaya malu

Untuk menciptakan & menegakkan sistem hukum

Preventif

Kuratif

Represif

Gosip atau desas-desus

Teguran

Pendidikan

Agama

Hukuman (punishment)

Cara persuasif (mengajak & membimbing)

Cara koersif (kekerasan atau paksaan)

Lembaga kepolisian

Lembaga kejaksaan

Lembaga pengadilan

Lembaga tata cara

Tokoh rakyat

Semoga bermanfaat, Tetap Semangat!

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...