Jumat, 05 Maret 2021

15 Sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang

15 Sebab Terjadinya Perilaku MenyimpangPerilaku menyimpang adalah perilaku yg tidak sinkron dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang humanisme (kepercayaan ) secara individu juga pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.

Menurut Wilnes pada bukunya Punishment and Reformation karena-karena penyimpangan/kejahatan dibagi sebagai dua, yaitu sebagai berikut :

Faktor subjektif adalah faktor yang berasal menurut seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).

Faktor objektif merupakan faktor yang dari menurut luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti interaksi antara orang tua dan anak yang nir serasi.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka bisa dijelaskan secara lebih rinci sebab terjadinya perilaku menyimpang. Berikut adalah sebab-karena terjadinya konduite menyimpang:

Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yg sangat mencolok menyebabkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah pencurian dan saling ejek.

Ketidaksanggupan menyerap norma-kebiasaan kebudayaan. Lantaran ketidaksanggupan menyerap norma-kebiasaan kebudayaan kedalam kepribadiannya maka seseorang individu tidak bisa membedakan konduite yang pantas dan konduite yg tidak pantas bagi rakyat di sekitarnya.

Sikap mental yang nir sehat menciptakan orang tidak pernah merasa bersalah atau meratapi perilakunya yg dianggap menyimpang.

Kriminolog Italia Cesare Lombroso beropini bahwa orang dursila dicirikan menggunakan ukuran rahang dan tulang-tulang pipi panjang, kelainan dalam mata yang khas, tangan-tangan, jari-jari kaki serta tangan relatif besar , & susunan gigi yang abnormal.

Proses belajar yg menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang lantaran seringnya membaca atau melihat tayangan mengenai konduite menyimpang. Hal itu bisa menciptakan seseorang ingin meniru tokoh yang ada pada tayangan tadi walaupun itu merupakan termasuk perilaku menyimpang.

Penyimpangan karena output proses pengenalan subkebudayaan menyimpang. Subkebudayaan adalah suatu kebudayaan khusus yg normanya bertentangan dengan norma-kebiasaan budaya yang dominan. Unsur budaya menyimpang meliputi konduite & nilai-nilai yg dimiliki sang anggota-anggota gerombolan yg bertentangan menggunakan rapikan tertib masyarakat.

Lingkungan pergaulan sangat menghipnotis perkembangan sikap & perilaku seseorang. Biasanya orang akan mengikuti dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulannya walaupun itu telah termasuk perilaku menyimpang.

Ketegangan antara kebudayaan & struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial bisa mengakibatkan konduite yg menyimpang. Hal itu terjadi bila dalam upaya mencapai suatu tujuan seorang nir memperoleh peluang, sebagai akibatnya ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah konduite menyimpang.

Banyaknya pemuda yg putus sekolah menyebabkan hilangnya kesempatan untuk mencari kerja. Akibatnya mereka wajib menghalalkan segala cara buat mendapatkan uang walaupun itu termasuk perilaku menyimpang misalnya mengemis atau mencuri.

Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang biasanya herbi beberapa kelompok yang tidak sama. Hubungan menggunakan kelompok-kelompok tadi akan cenderung membuatnya mengidentifikasi diri dengan kelompokyang paling dihargainya. Dalam interaksi ini individu akan memperoleh pola-pola perilaku berdasarkan perilaku kelopoknya. Apabila perlaku gerombolan tersebut menyimpang maka kemungkinan akbar dia juga akan menampakan pola-pola konduite menyimpang.

Ketidakharmonisan famili memicu stres terutama dalam anak remaja. Mereka sebagai semakin labil karena nir mendapat perhatian menurut orangtuanya.

Mencari perhatian jua menjadi sebab terjadinya konduite menyimpang. Kemungkinan itu disebabkan oleh kurangnya perhatian berdasarkan orangtua & gurunya sebagai akibatnya dia selalu berusaha buat menerima perhatian dari orang lain walaupun itu menyimpang.

Dorongan ekonomi umumnya sebagai faktor utama buat melakukan suatu konduite menyimpang. Contoh adalah seperti orang yg mencuri karena terdesak menggunakan kebutuhan pokoknya yang nir terpenuhi.

Kegagalan dalam proses pengenalan. Keluarga inti juga famili luas bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan kebiasaan pada anak. Kegagalan proses pendidikan pada famili menyebabkan terjadinya defleksi.

Labelling. Faktor pelabelan pertama kali pada ungkapkan oleh Edwin M. Lemert dalam teori pelabelan. Menurutnya seorang melakukan konduite menyimpang diberi cap (label negatif) sang warga .

  1. Ilmu yang Mempelajari Perilaku Menyimpang

  2. Penyimpanan Sosial dan Pengendalian Sosial (Materi Ringkasan)

Sumber:
1. Perilaku menyimpang (id.wikipedia.org)
2. Penyebab Perilaku Menyimpang (psychologymania.com)
3. Penyebab PERILAKU MENYIMPANG (id.shvoong.com)
4. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang (leonheart94.blogspot.com)
5. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang dan Sikap Antisosial dari Sudut Pandang Biologi (bangkusekolah-id.blogspot.com)
6. Faktor Penyebab Terjadi Perilaku Menyimpang (teknologianakcikande.blogspot.com)
7. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang (bisosial.com)
8. Faktor Penyebab dan Dampak Penyimpangan Sosial (izzah-ruhama.blogspot.com)

Semoga berguna Materi Pelajaran

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...