Posted by Agrikompleks
Teknik Kultur Embrio Rescue Biji Anggrek - Kultur embrio merupakan kultur yang menggunakan embrio yang diperoleh dari benih suatu tanaman yang diambil embrionya. Embrio tersebut di tanam pada media kultur untuk mengintensifkan pertumbuhan embrio tersebut. Teknik embryo culture dan embryo rescue pada dasarnya melibatkan tiga tahapan, yaitu:
Sterilisasi Eksplan
Embrio pada prinsipnya berada dalam keadaan steril. Hal ini disebabkan karena embrio berada di pada buah (pada pada biji) terlindung oleh jaringan-jaringan butir dan biji yang berada di luar embrio, diantaranya sang kulit buah, daging butir & kulit biji.
Keadaan ini menyebabkan sterilisasi embrio tidak perlu dilakukan. Sterilisasi permukaan perlu dilakukan pada buah ataupun biji untuk mensterilkan permukaan buah/biji sehingga pada waktu isolasi embrio tidak terdapat sumber kontaminan. Karena embrio berada di dalam, sterilisasi dapat dilakukan dengan pembakaran buah/biji atau dengan sterilan kimia seperti sodium hypochlorite dengan konsentrasi cukup tinggi (>2 %).
Isolasi & Penanaman Embrio
Seringkali perkara ada saat isolasi embrio terutama buat embrio ukuran mini sebagai akibatnya isolasinya wajib dilakukan pada bawah mikroskop. Untuk embrio berukuran besar , isolasi embrio nir sebagai perkara.
Isolasi wajib dilakukan secara hati-hati supaya embrio tidak rusak & kehilangan galat satu atau lebih bagian-bagiannya (radicula, plumula, hypocotil, coleoptyl, dll). Selain itu wajib tetap dijaga pula agar isolasi dilakukan pada kondisi permanen aseptis. Embrio yg sudah diisolasi selanjutnya ditanam dalam media yang sudah dipersiapkan.
Media untuk pengecambahan embrio cukup sederhana. Kebutuhan nutrisi pada pada media buat pengecambahan embrio jua lebih sederhana dibandingkan dengan media untuk tujuan teknik kultur yang lain.
Pada prinsipnya media diperlukan untuk menggantikan peranan endosperm dalam mendukung perkecambahan embrio dan perkembangan bibit muda mengingat embrio yang ditanam umumnya telah memiliki radicula dan plumula. Media yang umum digunakan untuk pengecambahan embrio adalah media Knudson dan Vacin & Went (untuk anggrek), Media MS dalam ½ konsentrasi garam-garamnya.
Dalam pengecambahan embrio dewasa umumnya vitamin tidak ditambahkan dalam media, namun sumber karbon tetap diperlukan meskipun dalam konsentrasi yang lebih rendah (umumnya 20 g/l). Akan tetapi, dalam pengecambahan embrio muda diperlukan media yang lebih kompleks.
Perkembangan embrio muda perlu didukung pada awalnya sehingga radicula dan plumula dapat berkembang sempurna sebelum embrio ini berkecambah. Untuk itu, nutrisi yang lebih lengkap beserta vitamin seperti nicotinic acid, biotin, vitamin C, vitamin B perlu ditambahkan pada media kultur embrio muda ini.
Hormon tanaman umumnya tidak ditambahkan dalam media kultur embrio karena penambahan hormon tanaman kemungkinan dapat merangsang terbentuknya kalus pada embrio. Kalus umumnya tidak diinginan pada kultur embrio mengingat tujuan kulturnya adalah untuk merangsang perkecambahan embrio.
Pada beberapa kasus, terutama untuk embrio muda atau embrio yang mengalami dormansi, penambahan giberellin dalam media kultur dapat dilakukan. Untuk pengecambahan embrio umumnya digunakan media padat sehingga agar pada konsentrasi 0,8 sampai 1,6 % ditambahkan ke dalam media.
Media cair kadangkala diperlukan untuk pengecambahan, misalnya pada embrio kelapa. Kondisi pengecambahan ini memodifikasi kondisi alamiah perkecambahan buah kelapa dimana nutrisi tersedia dari endosperm yang cair yaitu berupa air kelapa.
Apabila media cair digunakan untuk pengecambahan, umumnya kultur ditempatkan di atas shaker (alat penggojok) untuk menghindari kekurangan oksigen pada eksplan yang dapat menyebabkan eksplan mati.
Aklimatisasi
Aklimatisasi dilakukan setelah embrio berkecambah dan diperoleh plantlet yang siap untuk dipindahkan ke lapangan. Teknik aklimatisasi untuk plantlet hasil regenerasi kultur embrio pada prinsipnya sama dengan aklimatisasi plantlet hasil regenerasi dari teknik kultur jaringan lainnya.
Selain kultur embrio dan embrio rescue,terdapa pula beberapa tipe – tipe kultur lain ,yaitu: kultur kalus, kultur meristem,kultur suspensi sel, kultur protoplas, kultur anther dan pollen, dan kultur spora paku. (Sofia, 2007).
Daftar Pustaka :
Sofia, D. 2007. Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Panebar Swadaya. Jakarta.