Kamis, 04 Juni 2020

Kepuasan Petani Pada Penerapan Teknologi Pertanian

Kepuasan Petani Pada Penerapan Teknologi Pertanian
Posted by Agrikompleks

Kepuasan Petani Pada Penerapan Teknologi Pertanian - Menurut Sugihen (1997:153) teknologi adalah semua cara atau prosedur yang oleh masyarakat dianggap baru dalam atau untuk menghasilkan ataumenyelesaikan suatu produk atau pekerjaan dengan biaya, tenaga, dan waktu yanglebih irit.

Kepuasan petani pada teknologi pertanian


Lebih lanjut Sugihen (1997) mengemukakan bahwa teori adopsi teknologi merupakan ventilasi pintu pengetahuan primer buat melihat bagaimana proses adopsi itu terjadi.


Dari teori adopsi (teknologi) tersebut dapat memahami 2 hal utama, yaitu: (1) bagaimana proses suatu inovasi (teknologi) itu disampaikan pada suatu sistem sosial rakyat yang sebagai target & (dua) bagaimana proses para petani sebagai sasaran utama mengambil keputusan buat mengadopsi teknologi yg dipublikasikan.


Menurut Hasansulama (1983:76) proses penerapan teknologi tak jarang juga dianggap dengan proses adopsi penemuan. Proses adopsi inovasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan buat menggunakan/penerapan inovasi secara penuh oleh seseorang (petani).


Proses adopsi penemuan merupakan proses mental yg terjadi di pada diri seseorang. Sedangkan pada dalam proses pengambilan keputusan untuk menggunakan sesuatu inovasi sang seseorang (petani) umumnya memerlukan waktu.


Teknologi tidak hanya menyangkut dalam mesin-mesin pertanian, namun dalam hal ini merupakan cara-cara baru atau kabar terbaru tentang baik teknik budidaya dan pemasaran hasil usaha tani kedelai.


Dari pendapat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yg dimaksud penerapan teknologi pertanian adalah suatu cara buat menghasilkan suatu produk atau pekerjaan pada pada melaksanakan usahatani dengan porto, tenaga & waktu yg lebih efisien.


Agar penerapan teknologi pertanian itu bisa memuaskan petani, maka:
  • Keuntungan relatif (relative advantages) di mana makin menguntungkan inovasi itu, makin cepat dilaksanakan oleh petani.
  • Kesesuaian (compatibility) dengan pengalaman dan kebutuhan petani, makin sesuai dengan adat istiadat dan kebutuhan petani makin cepat digunakan.
  • Kerumitan (complexity) dimana makin rumit atau makin sulit dipelajari, makin lambat inovasi itu digunakan atau dilaksanakan. Jadi inovasi itu harus sederhana dan tidak rumit agar cepat diadopsi oleh petani.
  • Kemungkinan untuk dicoba (trialibility), mudah atau tidaknya dicoba dalam ukuran kecil. Inovasi yang mudah dicoba dalam ukuran kecil akan makin cepat diadopsi atau diterapkan oleh petani sebagai penerima inovasi.
  • Mudah diamati (observability), mudah atau tidaknya diamati hasilnya. Inovasi yang dengan segera dapat diamati atau diketahui hasilnya dan memuaskan, akan dengan cepat diadopsi atau dilaksanakan



Daftar Pustaka :


Hasansulama, M. I. 1983. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan.


Sugihen, B. T. 1997. Sosiologi Pedesaan (Suatu Pengantar). Jakarta: Grafika Persada.

































Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...