Republik Indonesia Serikat (RIS) merupakan negara federal yg adalah pengalihan menurut kedaulatan Hindia Belanda (kecuali Nugini Belanda) dalam tanggal 27 Desember 1949 ketika Konferensi Meja Bundar Belanda-Indonesia. Pengalihan ini mengakhiri permasalahan empat tahun antara pejuang nasionalis Indonesia dan Belanda yg memperebutkan Indonesia. Republik Indonesia Serikat hanya berlangsung kurang menurut setahun & lalu digantikan sang Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam tanggal 17 Agustus 1950. RIS terdiri dari 16 entitas utama yaitu 7 negara termasuk Republik Indonesia & 9 daerah otonom yakni sebelumnya telah diperintah secara pribadi. Berikut adalah 16 negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS). Langsung saja kita simak yang pertama:
Negara Republik Indonesia (RI), dengan ibukota pada Jakarta & Walinegara Assaat.
Negara Indonesia Timur, menggunakan ibukota di Makassar dan Walinegara Tjokorda Gde Raka Soekawati.
Negara Pasundan (termasuk Distrik Federal Jakarta), dengan ibukota pada Bandung & Walinegara Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema.
Negara Jawa Timur, menggunakan ibukota pada Surabaya & Walinegara R.T.P Achmad Kusumonegoro.
Negara Madura, dengan ibukota pada Pamekasan & Walinegara R.A.A Tjakraningrat.
Negara Sumatera Timur, menggunakan ibukota di Medan dan Walinegara Tengku Mansur.
Negara Sumatera Selatan, dengan ibukota pada Palembang & Walinegara Abdul Malik.
Daerah Jawa Tengah, dengan ibukota di Semarang & Presiden Dr. R.V Sudjito.
Daerah Istimewa Kalimantan Barat, dengan ibukota di Pontianak & Presiden Sultan Hamid II.
Daerah Dayak Besar, menggunakan ibukota Banjarmasin & Presiden J. Van Dyk.
Daerah Banjar, menggunakan ibukota Banjarmasin dan Presiden Mohammad Hanafiah.
Daerah Kalimantan Tenggara, menggunakan ibukota Kotabaru & Presiden Jamani.
Daerah Kalimantan Timur (tidak termasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir), dengan ibukota Samarinda dan Presiden A.P Sosronegoro.
Daerah Bangka, dengan Presiden Mohammad Jusuf Rasidi.
Daerah Belitung, menggunakan Presiden K.A Mohammad Jusuf.
Daerah Riau, dengan Presiden Raja Muhammad.