Kerja gerombolan membutuhkan kerjasama yg tinggi apabila ingin output kerja kelompoknya maksimal . Tetapi, terdapat saja hal-hal yg sepele atau kurangnya perilaku profesional galat satu anggota grup sebagai akibatnya kerjasama sulit dilakukan. Ada setidaknya 9 hal yg menciptakan output kerja tim atau gerombolan kurang indah. Nah, apa sajakah 9 hal penyebab hasil kerja kelompok kurang maksimal . Langsung saja kita simak yang pertama:
Sesama anggota gerombolan terdapat saja yg saling membenci atau saling nir menyukai satu sama lain. Sehingga dia merasa sirik dan nir mau bekerja bersama dia atau selalu menolak pendapat keliru satu anggota kelompoknya. Bahkan lebih jelek lagi, anggota grup saling bertengkar lantaran beliau merasa diperlakukan secara tidak pantas. Ada juga yang menyukai galat satu anggota gerombolan sebagai akibatnya semua pendapatnya disetujui begitu saja.
Dalam gerombolan kerja, pastilah ada seorang ?Bos? Atau kepala yg bertugas mengatur anggota kelompoknya.Terkadang, terdapat saja kepala yang ingin menang sendiri. Hanya keputusannya saja yg boleh digunakan. Tak peduli apakah keputusannya itu galat atau sahih. Sehingga anggotanya tidak sanggup mengeluarkan pendapat-pendapatnya & hanya bisa melaksanakan perintah atau arahan berdasarkan oleh kepala.
Terkadang, jumlah anggota kelompok yg terlalu poly sanggup saja mengganggu proses kerja gerombolan . Mungkin karena mereka jadi makin seru mengobrol mengenai hal yg diluar dari pekerjaannya. Idealnya, jumlah anggota grup yg paling paripurna itu hanyalah dua orang dan paling banyak lima orang. Mengapa berdua? Karena dengan berdua, kita jadi lebih gampang berkomunikasi dan berdiskusi. Selain itu, kita juga tidak perlu malu waktu mengeluarkan pendapat & tidak ada yg namanya ?Bos? Dalam gerombolan yg beranggotakan dua orang.
Tetapi, apabila jumlah anggota kelompoknya lebih menurut 2, maka Anda mampu memecah grup tadi. Misalnya grup membuat film yang beranggotakan 6 orang. Dua orang menjadi kameraman, 2 orang sebagai editor, dan 2 orang lagi sebagai pemain film. Jangan sampai ada bagian yang sendiri karena beliau akan merasa kesepian & bisa mengurangi semangat kerjanya.
Dalam diskusi. Pastilah ada galat satu berdasarkan anggota kelompok yang pasif alias tidak pernah mengeluarkan pendapat. Itu bukan berarti orang tadi udik atau nir peduli. Dia peduli, dia tahu, bahkan sebenarnya dia punya banyak sekali inspirasi brilian. Hanya saja dia nir tahu bagaimana caranya memberitahukannya kepada orang lain atau karena memalukan. Itu sebabnya mengapa orang tadi hanya membisu dan mendapat perintah saja. Dia terkesan nir peduli menggunakan kelompoknya.
Selain malu, ada jua orang yg sangat malas & benar-sahih nir peduli menggunakan kelompoknya. Dia cenderung memulai pembicaraan yg tidak bermanfaat. Dia hanya bekerja saat kelompoknya dalam kondisi yg sahih-sahih terdesak. Dia jua membiarkan orang lain bekerja walaupun hanya sebagian mini (bahkan dalam beberapa kasus hanya satu orang saja yg bekerja) sehingga hasil kerja grup tidak sinkron dengan yang diperlukan seluruh anggota gerombolan .
Ada kelompok yang suka menunda-nunda pekerjaan & hanya dikerjakan satu hari sebelum hari H. Mungkin lantaran dia lupa atau lantaran mereka punya prinsip: ?Apabila sanggup besok, mengapa kita lakukan hari ini?. Selesaikanlah pekerjaan kalian dulu, nanti baru mengerjakan hal yg lain. Biar lebih plong dan damai.
Suatu kelompok membutuhkan seseorang yg berani dan cerdas buat menjadi penanggung jawab bila kelompoknya melakukan kesalahan. Nah, terkadang terdapat saja gerombolan yg tidak memiliki orang semacam itu sebagai akibatnya mereka nir berani bertindak dan hanya bergantung dalam orang lain.
Terkadang output kerja kelompok nir aporisma karena mereka tidak sanggup menggunakan sumber daya yang terdapat. Seperti perpustakaan, area Wi-Fi gratis, komputer sekolah, software sophisticated, guru pembimbing, narasumber, orang lain yang bisa membantu, kendaraan, dll. Dengan memakai semuanya secara aporisma, kita sanggup mengurangi porto yg banyak. Tak apalah menghabiskan sedikit bensin buat pergi ke perpustakaan daripada membeli kitab di toko buku terdekat yg harganya mencapai puluhan ribu Rupiah.
Tidak mengetahui potensi & kemampuan masing-masing kelompoknya menciptakan keliru satu anggota kelompoknya tidak bekerja dan hasil kerja gerombolan nir aporisma. Dengan begitu, anggota yang pendiam & pemalu namun pandai dalam suatu hal yang bermanfaat bagi kelompoknya (contohnya pintar di bidang IT), maka beliau nir sanggup bekerja menjadi editor pada suatu tugas gerombolan . Terpaksalah orang yg kurang bisa IT yg mengerjakannya.
Nah, itulah 9 hal penyebab output kerja kelompok kurang maksimal . Intinya, kita semua sebagai anggota kelompok wajib bersikap profesional. Profesional berarti nir membeda-bedakan anggota grup kita. Walaupun kita nir menyukai orang itu, tidak sama pandangan, tidak sinkron SARA, dan banyak sekali perbedaan yang lain. Jika kita sudah menjadi satu grup, kita adalah sama. Status dan derajat tidak berlaku pada sini.
Nah buat solusi angka 4 & 9, kita sanggup membuat sebuah grup online pada jejaring sosial misalnya
Dengarkanlah semua pendpaat anggota grup & pertimbangkanlah lantaran setiap pendapat terdapat benarnya dan ada pula salahnya. Jika galat, jangan dicemooh & coba perbaiki pendapatnya. Juga maksimalkanlah semua fasilitas yang ada buat mendukung kinerja gerombolan Anda.
Semoga bermanfaat, Tetap Semangat!