Salesman atau agen penjual adalah pekerjaan yang tidaklah mudah. Butuh kerja keras, keberanian, & tekad yg kuat untuk sukses pada profesi ini. Salesman tidak semudah memberikan barang dagangan kepada pelanggan. Namun juga salesman wajib bisa ?Membujuk? Para pelanggan agar mereka mau membeli produk yang kita jual. Untuk sebagai salesman yg sukses, setidaknya ada 7 kondisi. Apa sajakah ke 7 syarat-syarat buat mencapai salesman sukses? Langsung saja kita simak yang pertama:
Pekerjaan apa yg tak memerlukan kerja keras supaya mampu berprestasi? Orang yg menjual demi mendapat keuntungan menggunakan cepat bukanlah seorang salesman profesional. Rahasia sukses pada menjual barang atau jasa sederhana sekali: Hasrat yang kuat, kemauan yg keras, perhatian yang monoton, & bekerja keras buat mencapai sukses.
Sudah barang tentu ini tak berarti melakukan kesibukan semata-mata. Beribu-ribu pramuniaga kaliber sedang memakai delapan jam atau lebih buat melakukan tugas, melalui langganan-langganannya (memang mereka akan kurang berhasil apabila waktu yg mereka gunakan hanya 6 jam). Tapi hasilnya kurang memadai, karena mereka tak melakukan sesuatu yg krusial. Ada sesuatu itu? Membuat setiap penjualan lebih baik daripada yg dilakukan sebelumnya. Rintangan besar merupakan: Sifat lekas-puas. Mereka bekerja dan sibuk tanpa belajar menurut pengalaman. Mereka lebih banya menggunakan ototnya daripada otak.
Cetusan kemauan buat mencapai sukses menjadi ciri utama salesman profesional. Inilah yg menciptakan beliau istimewa. Inilah yang membawa dia melalui tempat-tempat yang sukar. Yang membantu dia melintasi semua rintangan-rintangan. Yang memungkinkan dia bersikap & berbuat sinkron dengan pribadinya ke kedudukan (apabila beliau mau) tanggungjawab eksekutip. Inilah yang menciptakan beliau mau melakukan hal-hal yg umumnya membosankan. Jika beliau mempunyai kemauan yang menyala, semua faktor sukses gampang dia capai.
Pikiran sehat adalah perhatian yg dicurahkan pada hal-hal yg biasa?. Dalam interaksi dengan pelanggan, atasan-atasan, & rekan-rekan, salesman bisa menerapkan akal sehat melalui observasi. Bagaimana cara berbuat, berbicara, berpikir & orang-orang yang maju, dan bagaimana cara mereka mensugesti orang lain?
Ia berpikir melalui saran-sarannya sebelum berbuat. Ia mempertimbangkan setiap saran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ?Apakah ini wajar?? & ?Apakah ini yg layak dilakukan?? Dan pada mengelola daerah penjualannya ia pula memperkembangkan akal sehatnya. Apakah ia melakukan sesuatu sinkron dengan urutan kepentingannya? Apakah dia menemukan cara-cara menguasai bagian-bagian yang sekecil-kecilnya dan tidak membuat bagian-bagian itu menguasai beliau? Apakah dia selalu menaikkan norma-norma bekerjanya?
Inteligensinya ditandai oleh kemampuannya buat mengikuti keadaan. Ia menyukai tantangan-tantangan baru. Ia menarik pelajaran dari tantangan-tantangan dan tidak mengulanginya. Ia belajar menurut kesulitan & kesalahan. Ia suka memecahkan masalah-masalah yg timbul pada dalam pekerjaannya. Ia menikmati senam mental, suka mengisi teka-teki silang.
Di samping itu dia mempu belajar. Ada kedudukan-kedudukan di bidang sales yang memerlukan gelar akademi yang adalah suatu jaminan bahwa beliau ada kemampuan belajar. Ada perusahaan-perusahaan yang tidak mensyaratkan pendidikan akademis khusus bagi salesman-salesmannya. Akan tetapi mereka menegaskan bahwa salesman-salesman mempunyai kepasitas buat belajar melebihi orang biasa. Ini dibuktikan berdasarkan kemauannya untuk belajar dan menerima laba berdasarkan studi. Di atas ini semuanya, salesman profesional hendaknya mempunyai atau berbagi perhatian kepada bacaan yg merupakan tambang emas gagasan-gagasan.
Salesman profesional percaya bahwa kepramuniagaan (salesmenship) memberi kepadanya lebih poly kesempatan dibandingkan menggunakan bidang-bidang pekerjaan lain. Ia menduga menjual sebagian tantangan sehari-hari. Ketika ditanya, mengapa ia suka menjual, maka jawabannya adalah ?Saya ingin memengaruhi orang lain?, ?Pelanggan merupakan lawan yang harus saya tundukkan?, ?Aku selalu menduga pelanggan sebagai gadis yg aku himbau agar mau kawin dengan saya:, ?Tak terdapat wawancara yang sama?, ?Cara memakai taktik-strategi & strategi-strategi baru sangan mengasyikkan bagi aku ?.
Beberapa salesman yang berhasil menyatakan bahwa ia sebagai demam-pentas, bila mengunjungi langganan-langganan yg penting, meskipun telah berpengalaman bertahun-tahun. Akan tetapi mereka nir memperlihatkannya. Ketegangan ini melestarikan standar aplikasi penjualannya.
Studi-studi menampakan bahwa cara yg paling niscaya buat membangun rasa percaya pada diri-sendiri adalah dengan meningkatkan dan menyempurnakan teknik. Anak yg malu-memalukan yang telah diajari dansa baik-baik memiliki perasaan percaya pada diri sendiri pada suatu pesta daripada yg tak mengetahui cara berdansa. Seorang salesman yang mengetahui sembilan cara membuka suatu wawancara niaga memiliki lebih poly rasa percaya diri daripada orang yg tidak memiliki pembuka yang telah direncanakan. Demikianlah, rahasianya merupakan memecah pekerjaan dalam bagian-bagian dan menguasai setiap bagian.
Kalau ini sudah dilaksanakan, percaya pada diri sendiri, perhatian, semangat dalam pekerjaan tumbuh dan berkembang. Praktis? Tidak selalu. Akan namun ini dilakukan di bidang kepramuniagaan & bidang-bidang lain sang mereka yang bertekad bertenaga & matang pikirannya, setiap hari.
A.J. Kronin, penulis Keys of the Kingdom. Mula-mula tidak tahu tekniknya, ketika mulai dengan novelnya yg pertama. Susah baginya untuk menyatakan dirinya. Ia memerlukan berjam-jam buat menciptakan satu paragraf. ?Maka saya berpikir buat meninggalkan bidang tulis menulis?. Kronon membuang manuskripnya. Tapi akhirnya ia memalukan bahwa dia tidak bisa. Maka beliau pun mengambil kertas-kertasnya berdasarkan pada kaleng abu, membersihkannya, dan terus bekerja mangkat -matian. Dalam saat satu bulan setelah "melakukan bisnis misalnya orang keranjingan?, beliau merampungkan novelnya yg berjudul ?Hatter?S Castle?, dan telah terjual berjuta-juta copy.
Di zaman dahulu seseorang salesman dipercaya wajib sanggup berbicara lancar. Sekarang terlalu fasih malah menyebabkan kecurigaan pada pembeli-pembeli yg bertanggungjawab. Salesman-salesman yg memiliki akal budi bicara wajib mengendalikan diri. Lantaran salesmanship merupakan soal memberi dan mengambil. Kita akan mengetahui betapa mendengar secara inteligen seringkali lebih akbar daya himbauannya daripada berbicara banyak.
Sudah barang tentu, salesman wajib belajar merasakan perasaan orang lain, dan mampu berbicara dengan dia. Bicaranya wajib bebas menurut bunyi-bunyi yang kurang enak & gerak-gerik yang nir perlu, & yg dibuat mengasyikkan hendaknya gagasan-gagasan yang ada di dalamnya, bukan bicaranya itu sendiri. Cara mengucapannya wajib lumrah. Ia harus memakai kata-kata sederhana & hayati seperti istilah-istilah yang digunakan copywriter iklan. Kata-katanya harus yang gampang dipahami sang pelanggan & wajib memikat perhatian. Orang-orang zigana (gypsi) memiliki suatu perkataan, lavengro, yang berarti penguasaan kata-kata, dan ini perlu dimiliki oleh salesman. Lantaran salesman pun harus tahu keajaiban istilah-kata.
Selama kariernya, salesman profesional belajar berbicara di depan umum. Kadang-kadang ia ikut pada suatu koferensi atau diskusi panel. Ia juga wajib menyampaikan suatu gagasan pada panitia pembelian. Makin mempu beliau bisa mengikuti keadaan dengan situasi-situasi demikian itu, makin baik kesan mereka mengenai dia dan makin poly barang atau jasa yg berhasil beliau jual.
Di samping teknik bicara, krusial juga menulis secara sederhana seperti surat-surat(usaha maupun pribadi), laporan, dan memo.
Salesman profesional selalu ingat bahwa menghimbau merupakan seni yg halus & merupakan adonan menurut logika, himbauan, perasaan, & interaksi eksklusif. Lantaran itu ia harus benar-benar mengetahui hal-hal positif yang terdapat pada barang atau jasa yang dia ingin jual. Ia memandang berdasarkan segi kepentingan pelanggannya. Ia tak mengadakan perdebatan, kerana memahami kearifan ungkapan:
Lebih baik, ia menggunakan terampil mengemukakan alasan-alasan yg memerlukan orang membeli apa yg ditawarkannya. Apa adalah?
Itu berarti, menarik dan memelihara perhatian pelanggan, memakai satu atau lebih motif sang pembeli, menyebut poin-poin yg sanggup meyakinkan & membuatnya bersemangat.
Cobalah baca ini dalam nada terus-menerus: ?Saya kira bahwa anda akan menyukai ini, lantaran berfaedah?.
Sekarang, cobalah membacanya menggunakan keyakinan dan semangat: ?Saya tahu bahwa anda menginginkan produk (sebutkan nama/brand produknya) yang luar biasa ini, lantaran daya muatnya besar , & pantas buat diletakkan di kamar yg dihias dengan indah ini?.
Mana yang lebih baik? Mana yang lebih disukai sang pelanggan anda? Mana yg mempunyai kemungkinan lebih akbar buat dibeli?
Yang menciptakan orang konfiden ialah: Keyakinan anda terhadap apa yg anda katakan. Jika produknya buruk, jangan mau menjualnya. Juallah barang-barang yang bermutu. Kalau kamarnya nir dihias, jangan berkata bahwa kamar itu dihias. Akhirnya, ketahuilah disparitas andata pikir & tahu: Perbedaan antara mengungkapkan dan tidak menyebutkan nama pelanggan.
Analisa-analisa demikian ini membantu salesman memelihara hubungannya, & memelihara komunikasi.
Beberapa tahun yang lalu suatu novel mengenai Madison Avenue menggunakan poly kata-kata ?Sencere? (benar-benar-benar-benar. Misalnya, tokoh utamanya menggunakan ?Dasi yang sincere?). Tapi bagi seseorang salesman profesional, tanpa kesungguh-sungguhan beliau merupakan leksana bagai tali yg dibuat berdasarkan Catatan Harian
Tetap Semangat! | Catatan Harian