Kelangkaan adalah syarat pada mana kita tidak memiliki relatif sumber daya untuk memuaskan seluruh kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi lantaran jumlah kebutuhan lebih banyak berdasarkan jumlah barang & jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga bisa diartikan alat yg digunakan buat memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yg harus dipenuhi. Kelangkaan mengandung dua pengertian:
Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup buat memenuhi kebutuhan.
Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.
Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan kasus bagaimana seorang bisa memenuhi kebutuhan yg banyak dan beraneka ragam menggunakan indera pemuas yg terbatas. Dalam menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena masal ekonomi yang sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara hasrat yang tidak terbatas & alat pemuas kebutuhan yg terbatas. Apabila suatu sumber daya bisa digunakan buat membentuk suatu alat pemuas kebutuhan pada jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak mengalami kelangkaan.
Hutan memiliki manfaat yang sangat banyak. Hutan nir hanya bermanfaat bagi hewan sebagai rumahnya saja. Namun manusia juga memanfaatkan hutan. Hutan mempunyai manfaat yang langsung juga tidak langsung bagi kehidupan manusia, seperti yg dikemukakan sebagai berikut.
Manfaat eksklusif
Sumber bahan/konstruksi bangunan (rumah, jembatan, kapal, perahu, bantalan
kereta barah, tiang listrik, plywood, particle board, panel-panel dll).
Sumber bahan pembuatan perabot tempat tinggal (meubel, tabrakan, piring, senduk,
mangkok dll).
Sumber bahan pangan (sagu, umbian, sayuran, dll).
Sumber protein (madu, daging, sarang burung, dll).
Sumber pendukung fasilitas pendidikan (pinsil dan kertas).
Sumber bahan bakar (kayu api, arang dll).
Sumber oksigen (pernapasan manusia, respirasi hewan)
Sumber pendapatan (penjualan hasil hutan kayu & non kayu)
Sumber obat-abatan (daun, kulit, getah, buah/biji)
Habitat satwa (makan, minum, main, tidur)
Pengatur sistem tata air (debit air, erosi, banjir, kekeringan)
Kontrol pola iklim (suhu, kelembaban, penguapan)
Kontrol pemanasan bumi
Ekowisata (rekreasi, berburu, camping dll)
Laboratorium plasma nutfah (taman nasional, kebun raya dll)
Pusat pendidikan dan penelitian
Sumber bahan pendukung industri-industri kimia (pewarna, terpen, kosmetik,
obat-obatan, tekstil dll)
tiga. Apakah Hutan dapat Dikategorikan Langka?
Tetap Semangat! | Catatan HarianSikap para penebang hutan ilegal yang tidak memperhatikan lingkungan dan nir pernah melakukan reboisasi yg membuat hutan pada Indonesia terus berkurang. Hal inilah yg dikhawatirkan akan menimbulkan hutan menjadi langka di Indonesia.
Dari total luas hutan pada Indonesia yg mencapai 180 juta hektar, menurut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan sebelumnya menjelaskan angka 135 juta hektar) sebesar 21 % atau setara menggunakan 26 juta hektar sudah dijarah total sehingga nir mempunyai tegakan pohon lagi. Artinya, 26 juta hektar hutan pada Indonesia sudah musnah. Dan dengan jumlah hutan pada Indonesia yang tersisa kurang lebih 154 juta hektar. Berarti pada ketika kurang menurut 85 tahun lagi hutan pada Indonesia akan sebagai langka.
Bahkan jika kita melihat data yg dikeluarkan sang State of the World?S Forests 2007 yang dimuntahkan The UN Food
Bahkan jika kita melihat data yang dikeluarkan oleh State of the World’s Forests 2007 yang dikeluarkan The UN Food & Agriculture Organization (FAO), angka kerusakan hutan di Indonesia pada periode 2000-2005 adalah mencapai 1,8 juta hektar/tahun. Laju kerusakan hutan di Indonesia ini membuat Guiness Book of The Record memberikan ‘gelar kehormatan’ bagi Indonesia sebagai negara dengan daya rusak hutan tercepat di dunia.
Memang saat ini di Indonesia, hutan belum dikategorikan langka. Namun angka kerusakan hutan di Indonesia sangat tinggi, yaitu sekitar 1,8 juta hektar per tahun. Kerusakan hutan ini umumnya disebabkan oleh penebangan hutan dan pembakaran hutan secara ilegal untuk diambil kayunya atau dijadikan lahan.
Manfaat tidak langsung