Ni Ketut Ayu Supraptini Utami Putri (05)
Putu Ayu Susesiani Dewi (06)
I Kadek Bayu Sudarmawan (09)
I Putu Edwin Enricco Antara (15)
I Made Govinda Bendesa Mas (20)
I Putu Hedi Sasrawan (22)
I Komang Indra Putra Jayantara (27)
Luh Putu Laras Sri Dewi (32)
I Wayan Rudyatmika (38)
Desak Putu Sinta Mahadewi (39)
A. Membaca Cepat
Menurut Tarigan, tujuan primer membaca merupakan buat mencari serta memperoleh keterangan yang meliputi isi & tahu isi bacaan. Biasanya, teknik yang dipakai membaca perkata menggunakan cermat secara keseluruhan. Ada faktor lain yg turut memengaruhi kecepatan membaca, yaitu :
Tingkat kesulitan bahan bacaan;
Keakraban dan rasa ingin memahami terhadap pokok perseteruan;
Kebiasaan-kebiasaan membaca.
Untuk itu, cermatilah teknik-teknik membaca berikut supaya Anda bisa menemukan fakta secara efektif dan efisien.
Membaca sekilas (skimming), teknik membaca yang bertujuan menemukan kesan umum dari sebuah bacaan. Jika pembaca ingin memahami, misalnya isi bagian-bagian buku, ia cukup memerhatikan judul atau bagian atas saja.
Membaca sepintas (scanning), teknik membaca yang bertujuan untuk menemukan informasi khusus dengan cepat. Misalnya, jika pembaca ingin cepat menemukan tanggal, nama, nomor telepon, tempat pertemuan, indeks, atau jumlah halaman buku.
Membaca teliti (close reading), teknik membaca yang bertujuan memperoleh sepenuhnya terhadap isi bacaan. Dengan membaca teliti, pembaca dapat mengingat dan memahami ide pengarang, karakter tokoh (dalam bacaan fiksi), konsep-konsep khusus, hubungan antarbagian, atau gaya penulisan.
Klasifikasi
Tujuan
Kelas 1 (6-7 tahun)
60-80 istilah permenit
Kelas 2 (7-8 tahun)
90-110 istilah permenit
Kelas tiga (8-9 tahun)
120-140 kata permenit
Kelas 4 (9-10 tahun)
150-160 istilah permenit
Kelas lima (10-11 tahun)
170-180 istilah permenit
Kelas 6 (11-12 tahun)
190-250 kata permenit
Pembaca dewasa
300-1000
Kecepatan membaca bisa terukur dengan memakai rumus berikut.
A/b x 60 = N
a = jumlah istilah dibaca
b = jumlah ketika membaca
N = jumlah kata permenit
Sebelum Anda menghitung kecepatan membaca, perhatikan langkah-langkah berikut.
Catatlah ketika anda mulai membaca
Catatlah waktu anda terselesaikan membaca
Hitung total ketika membaca
Hitung jumlah istilah pada teks
Gunakan rumus kecepatan membaca
B. Menulis Karangan
Karangan adalah media buat menuangkan wangsit atau gagasan. Karangan yg baik haruslah mengusung pandangan baru yg jelas & sistematis. Untuk menyajikan wangsit atau gagasan yg kentara atau sistematis, tentukan topik goresan pena, kemudian buatlah outline yang berisi wangsit ? Inspirasi pokok tiap ? Tiap paragraf. Ide ? Ide pokok paragraf tersebut akan membantu alur berpikir. Ide ? Wangsit utama juga akan memudahkan proses paralelisme dan hubungan antar paragraf. Dengan demikian, karangan sebagai kesatuan yang utuh atau koheren.
Saat menulis karangan, Anda dapat membuatkan paragraf ? Paragraf dalam karangan tersebut dengan pola deduktif atau induktif. Pola karangan ini menitikberatkan dalam letak ide pokok atau gagasan pokok yang berisi kalimat utama.
Pola Deduktif adalah pola pengembangan karangan dimana inspirasi utama atau gagasan pokoknya terletak pada awal paragraf. Pada pola ini, pernyataan ? Pernyataan generik menuju pada pernyataan atau hal ? Hal yang spesifik.
Pola induktif adalah pola pengembangan karangan yang mana wangsit pokok atau gagasan pokoknya terletak pada akhir paragraf. Pada pola ini, pernyataan ? Pernyataan khusus menuju kepada pernyataan yang generik.
Adapun langkah-langkah dalam menyusun karangan merupakan:
Tema merupakan utama duduk perkara, konflik atau utama pembicaraan yg mendasari suatu karangan. Tema memiliki cangkupan lebih besar dan menyangkut dalam persoalan yang diangkat. Sedangkan yg dimaksud dengan judul merupakan kepala karangan. Judul lebih mengacu dalam penjelasan awal (petunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Beberapa hal krusial agar tema yang diangkat gampang dikembangkan antara lain:
Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas
Pilih tema yg kita sukai & kita konfiden bisa kita kembangkan
Pilih tema yg asal atau bahan-bahannya bisa menggunakan mudah kita peroleh.
Outline adalah kerangka, regangan, garis besar , guratan, sinopsis global, ringkasan semua cerita. Outline adalah rencana penulisan menggunakan menciptakan garis-garis akbar dari suatu karangan yg akan digarap , rangkaian ilham-wangsit yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktu, & teratur. Outline sangat krusial sebagi pemandu langkah demi langkah pada proses penulisan karangan. Outline yang indah ibarat 80 % materi siap. Tinggal mengetiknya sebagai bentuk naskah lengkap. Outline masing-masing penulis sangat tergantung dari karakter dan keperibadian penulisnya. Ada yang garis akbar saja, ada yg lebih mendetail sampai ke karakter & adegan.
Setelah kerangka karangan atau outline disusun, maka langkah selanjutnya merupakan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang utuh. Pengembangan kerangka karangan dilakukan satu persatu. Dalam penulisan atau pengembangan kerangka karangan ada beberapa unsur yg harus diperhatikan dan unsur-unsur tadi merupakan penilaian baik tidaknya output karangan yg dibentuk. Unsur-unsur tadi merupakan isi gagasan yang dikemukakan, organisasi iai (urutan insiden), tata bahasa, pilihan struktur, & kosakata dan penggunaan ejaan yg sempurna.
C. Mengidentifikasi Puisi Kontemporer
Puisi merupakan wahana yg relatif efektif buat menyampaikan pesan kepada para pembacanya. Adapun bagian berdasarkan puisi yaitu keliru satunya puisi pada masa ini. Puisi kontemporer merupakan puisi baru, yaitu puisi yg diekspresikan lebih bebas oleh penyair karena nir terikat anggaran misalnya halnya puisi lama . Puisi kontemporer bentuknya lebih bebas, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, juga rima.
Ciri-karakteristik puisi kontemporer :
Ungkapannya berupa kelakar dan tidak ada maksud yang disembunyikan
Mengandung kritik
Memerhatikan kiprah istilah secara aporisma buat berekspresi
Memanfaatkan arti bunyi & tipografi secara maksimal .
Maksud puisi kontemporer :
Mendobrak cara penulisan puisi yang konvensional
Menyampaikan kritik
Kritik dimaksudkan buat mengajak pembacamelakukan perenungan
Cara mengidentifikasi puisi pada masa ini :
Membaca puisi tersebut
Memahami puisi tersebut
Mengaitkan puisi tadi menggunakan unsur-unsur puisi pada umumnya seperti diksi, rima, ritma serta pengimajinasian
Setelah dikaitkan ada disparitas, maka itulah puisi kontemporer berdasarkan segi bentuk dan bunyi
Setelah itu, maka pembaca bisa mengetahui karakter puisi tadi dan itulah karakteristik-cirinya, berdasarkan karakteristik-karakteristik, pembaca tinggal tahu alur maksud menurut puisi
Setelah dipahami, maka pembaca menggunakan sendirinya dapat memilih tema, perasaan, nada atau suasana dan amanat menurut puisi, karena puisi pada masa ini memakai kata & merogoh struktur puisi secara bebas, jadi buat penentuan tema dan ciri-ciri puisi, pembaca tinggal memahami & memperhatikan istilah-kata yg masih ada pada puisi.
D. Memahami Kritik dan Esai Sastra
Menurut H.B. Jassin, esai adalah uraian yg mengungkapkan beragam kasus sastra, nir tersusun secara teratur namun misalnya dipetik menurut bermacam jalan pikiran. Dalam esai terlihat cita-cita dan perilaku penulis terhadap soal yg dibicarakan, kadang-kadang terhadap kehidupan seluruhnya.
Sementara itu, kritik sastra adalah bentuk penilaian terhadap karya sastra buat ?Menghakimi? Karya sastra, buat memberikan penilaian & keputusan mengenai bermutu atau tidaknya suatu karya sastra. Dalam kritik sastra, suatu karya sastra diuraikan (dianalisis) diperiksa satu per satu, bernilai atau kurang bernilaikah karya sastra tersebut.
Kritik sastra lebih sistematis penyajiannya dibandingkan esai. Selain itu, kritik sastra lebih objektif dalam menilai, sedangkan esai lebih bersifat subjektif.
Setelah membaca contoh esai dan kritik sastra, Anda tentu sudah lebih paham tentang prinsip penulisan esai dan kritik sastra. Berikut beberapa prinsip penulisan esai & kritik sastra.
Prinsip penulisan esai
Penulis menentukan sendiri topik atau masalah sastra yang akan dibahas.
Penulis dapat menyampaikan pendapatnya secara subjektif, namun didukung oleh data-data ilmiah.
Penulis lebih baik menyatakan argumennya secara sempurna.
Prinsip penulisan kritik sastra
Bacalah karya sastra, baik puisi, cerpen, novel, atau lainnya secara berulang hingga Anda menemukan bagian yg dapat dijadikan bahan kritik.
Berilah evaluasi seobjektif mungkin dengan didukung sang data-data & surat keterangan yg faktual.
Terapkan pemahaman Anda tentang unsur-unsur intrinsik karya sastra buat menganalisis karya tersebut. (Dengan pencantuman bukti berdasarkan teks yang dikritiknya)
Tulislah kritik sastra menjadi bentuk apresiasi terhadap karya sastra tersebut.
Anda sanggup request artikel mengenai apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.Com