Dunia pertanian saat ini terus mengalami kemunduran. Hal ini ditimbulkan sang poly hal. Harga gabah rendah, pupuk mahal, sering gagal panen, kebutuhan meningkat, dan masih banyak lagi perkara yg dihadapi sang para petani sehingga mereka terpaksa menjual lahan pertaniannya. Nah, apa lagi perubahan sosial dibidang pertanian? Langsung saja kita simak yg pertama:
Masyarakat lebih suka produk pertanian menurut pasar swalayan. Mereka menduga bahwa kualitas produk berdasarkan pasar swalayan itu lebih baik. Walaupun kondisinya telah tidak segar lagi & harganya lebih mahal. Sehingga produk output petani lokal kurang laku pada pasar.
Seperti biasa, masyarakat memang lebih suka produk impor karena dipercaya kualitasnya lebih cantik & harganya lebih murah. Walaupun produk pertanian impor entah diapakan terlebih dahulu supaya bisa bertahan usang. Sekali lagi, petani lokal dirugikan.
Lantaran produk pertaniannya kurang laris ditambah menggunakan harga pupuk dan resiko gagal panen yg tinggi membuat petani terpaksa menjual lahan pertaniannya.
Banyak petani yg lebih menentukan beralih profesi sebagai tenaga kerja pada suatu industri. Walaupun penghasilan yg didapat tidak seberapa. Namun hasilnya lebih niscaya dibandingkan waktu menjadi petani.
Petani yang berasal dari lulusan fakultas pertanian pun bermunculan. Petani ini lebih pintar mengenai cara pengolahan hingga pendistribusiannya. Hasilnya, produk pertanian di negeri ini kualitasnya tidak kalah dengan produk pertanian berdasarkan luar negeri atau impor.
Semoga bermanfaat, Tetap Semangat!