Posted by Agrikompleks
Usaha Peternakan Ayam Ketawa - Usaha peternakan ayam sering menaruh potensi menjanjikan. Tetapi, kategori ayam yang dikala ini digandrungi warga Sidenreng Rappang (Sidrap), bukan ayam biasa, melainkan ayam ketawa.
Sepintas nir terdapat perbandingan antara ayam ketawa dengan ayam jantan pada umumnya. Mulai dari corak & karakternya. Mengapa disebut ayam ketawa? Telah jelas sebab ayam ini membuat suara ataupun kokok yg tidak selaras menggunakan ayam kebanyakan.
Ayam ini sanggup menghasilkan suara yang unik, kayak orang lagi tertawa. Yang mendengarnya juga tentu bakal turut menertawakannya. Buat kategori ayam ketawa unggulan, konon sanggup menciptakan suara selama hampir satu menit tanpa putus.
Menurut legenda masyarakat Sidrap, ayam ini dulu cuma dipelihara para bangsawan Bugis & menggambarkan simbol status sosial. Seperti itu sebabnya kenapa jumlah ayam jenis ini masih terbilang sangat sporadis.
Untuk melestarikannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap tak jarang menggelar pameran serta perlombaan ayam ketawa agar rakyat makin tertarik membudidayakannya. Terlebih keunikan bunyi ayam ini diyakini mampu mendatangkan berkah.
Bisnis ayam ketawa mempunyai kemampuan yang luar biasa. Untuk ayam berumur tiga bulan saja, biayanya sudah bisa menggapai Rp 3 juta per ekor. Beda apabila ayam ketawa unggulan ataupun sudah turut kontes, biayanya dapat menggapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Supaya mutu suara kokoknya terus sebagai cantik dan terus sebagai lama , pemeliharaannya bukanlah susah lumayan diberi makan berbentuk jagung dan pur, & vit supaya biayanya pula turut melangit. Tidak tanggung- tanggung masih ada saja yang ingin membeli sampai harga Rp 25 juta, buat kelas baku ataupun baru sekali turut kontes,
Ayam ketawa biasa pula diucap ayam gagah. Dalam bahasa Bugis, diucap pula Manukgaga yang maksudnya ayam tergagap-gagap. Penyebarannya kebanyakan pada wilayah Ajattapareng, seperti Parepare, Sidrap, Barru, dan Pinrang, selesainya itu meluas ke daerah Jawa.
Khusus pada Sidrap, ayam ketawa cuma mampu ditemui pada dekat Kecamatan Panca Rijang serta Baranti. Di antara lain di Kampung Simpo, Arasi? E, Rappang, Benteng, Paseno dan Tonronge. Kampung- kampung ini artinya kampung tua yg masuk dalam daerah bekas pusat Kerajaan Bugis.
Kendati ayam ketawa ini berasal dari Kabupaten Sidrap, namun pemahaman warga buat mengembangkannya masih terbilang sedikit. Sementara itu beternak ayam ketawa sanggup menaikkan perekonomian masyarakat. Sama halnya di wilayah Jawa, diantaranya pada Surabaya, Yogyakarta, Solo, serta Malang.
Pengembangbiakan ataupun peternakan ayam ketawa makin bertambah. Apalagi para peternaknya telah mampu meracik santapan dan vit khas guna melindungi mutu bunyi ayam ini. Ada pula ayam ketawa yang digemari; artinya Bakka ataupun ayam ketawa bercorak dasar putih mengkilap dengan dihiasi dasar gelap, orange, merah dan kaki gelap ataupun putih. Setelah itu, Lappung, ayam ketawa bercorak dasar bulu gelap dengan merah hati dan mata putih.
Berikutnya Ceppaga, ayam ketawa menggunakan corak dasar gelap dihiasi bulu gelap serta putih, ditambah betuk putih pada tubuh sampai pangkal leher & kaki gelap. Kooro, ayam ketawa bercorak dasar gelap dengan dihiasi hijau ataupun putih dan kuning mengkilap, dan kaki kuning ataupun gelap.
Terakhir, tipe Ijo Buata. Ayam ketawa ini bercorak dasar hijau dihiasi merah, diselingi corak gelap disayap, & kaki bercorak kuning. Bori Tase?, ayam ketawa bercorak dasar bulu merah serta dihiasi bercak kuning keemasan.
Sumber :
https://www.Facebook.Com/melirik-peternakan-ayam-ketawa-di-sidrapusia-tiga-bulan-dibanderol-rp-3-juta-per