Selasa, 02 Juni 2020

Semua Pasti Pernah Amatir

Pernahkah engkau merasa minder saat membeli DSLR/mirorless pertamamu & mengikuti komunitas fotografer di lingkunganmu? Bahkan akun Instagram pribadi nir berani kita kata di hadapan mereka selesainya melihat hasil foto mereka yang begitu wow dengan pengikut yg banyak & mungkin job yang banyak juga.

fotografer

Bukan output foto saya (pexels.Com)

Yah saya pula mengalaminya ketika memulai fotografi pada usia 20 tahun. Sampai artikel ini ditulis, saya baru beberapa bulan terjun di dunia fotografi. Harapan aku adalah sebagai fotografer profesional yang penghasilannya mampu menghidupi saya (dan famili saya kelak). Namun kenyataannya tidak seindah yg dibayangkan. Saya mulai mengikuti beberapa komunitas & banyak sekali yg telah pro bahkan usianya baru belasan tahun. Teman seusia aku sudah sangat pro. Bahkan terdapat output fotonya yg sangat cantik padahal hanya bermodal DSLR di bawah 10 juta. Saya kagum sekaligus minder, meskipun beberapa kali pernah memenangkan lomba. Itupun hanya taraf amatir yang memakai kamera ponsel.

Setelah beberapa bulan mengikuti beberapa komunitas, aku mulai left dari beberapa komunitas & hanya menyisakan beberapa komunitas yg cukup nyaman bagi saya. Saya pula masih minder melakukan potrait photography. Maka dari itu, aku mencoba berkeliling mencari objek yg bagus di lingkungan aku . Memotretnya, mengedit, & mempostingnya di Instagram. Terkadang beberapa foto aku hapus lagi karena saya anggap kurang indah. Saya pula mulai mengikuti lomba fotografi taraf yg lebih tinggi. Saya juga menonton poly video seputar fotografi pada Youtube, membeli beberapa kitab tentang fotografi, dan berlangganan majalah fotografi. Semua itu semata-mata buat menaikkan ilmu saya.

Setelah usang berselang, aku mulai memiliki teman yg sanggup diajak hunting bersama. Memang jauh lebih menyenangkan apabila beserta teman. Entah itu menjadi contoh atau fotografer. Foto-foto saya pada Instagram jua semakin mengagumkan (setidaknya berdasarkan aku ). Respon makin positif, pengikut bertambah. Bahkan terdapat satu job foto preweeding. Untuk hasil lomba, masih belum terdapat pengumuman, semoga menang. Lantaran passion saya pada blogging, maka aku mulai menciptakan topik fotografi pada blog saya. Mungkin itu salah satu cara buat membuat uang berdasarkan fotografi.

Nah, saya yakin tidak hanya aku yg mengalami hal tersebut. Semua teman aku bahkan fotografer ternama dunia pun pasti pernah mengalami hal demikian. Menjadi amatir dan belum diakui orang lain. Namun, apabila kita rajin hunting, mencari ilmu fotografi, dan permanen mengikuti komunitas, saya konfiden para amatir pasti akan pro pada waktunya.

Anda mampu request artikel apa saja melalui hedisasrawan@gmail.Com atau langsung saja lewat komentar dibawah :)

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...