Bali merupakan keliru satu tujuan wisata terpopuler pada Indonesia. Namun, cukup disayangkan ibukotanya sendiri, yakni Denpasar, sepertinya kurang terkenal pada mata wisatawan. Banyak yg hanya tahu Kuta, Nusa Dua, Sanur, Ubud, & lainnya. Bahkan poly yang nir memahami bahwa Sanur masuk daerah Denpasar karena pada peta biasanya digambarkan terpisah. Padahal Denpasar punya destinasi wisata yang cukup menarik dan berkumpul di satu tempat, yaitu Jalan Gajah Mada & sekitarnya. Sebenarnya Pemkot Denpasar sudah mencanangkan Denpasar Heritage di tempat tersebut. Bahkan setiap jelang Tahun Baru diadakan Denpasar Festival disana. Tapi sampai waktu ini, aku pantau daerah tersebut masih sepi wisatawan. Sudah siapkah Denpasar Heritage?
Pagi-pagi sekali aku mengunjungi Jalan Gajah Mada. Saya parkir di sebelah utara Lapangan Puputan. Saat itu hari Jumat, jadi nir terlalu ramai. Yang ramai justru jalanan yg dipenuhi mereka yg berlalu lalang kerja dan sekolah. Saya berjalan ke arah timur menuju Pura Jagatnatha dan Museum Bali yang letaknya sempurna pada sebelah Lapangan Puputan.
Cahaya yang terhalang Pura Jagatnatha. Membuat saya terasa diberkati. Difoto dengan Canon EOS 800d menggunakan lensa kit 18-135mm IS STM pada 24mm f/4 1/250sec ISO 100.
Gapura Pura Jagatnatha. Difoto dengan Canon EOS 800d dengan lensa kit 18-135mm IS STM pada 18 mm f/3,lima 1/125sec ISO 100.
Saya sangat senang bereksperimen menggunakan tone, terutama gradien. Saya biasa mengedit menggunakan Adobe Photoshop Lighroom pada format JPEG. Saya pula lebih suka menurunkan saturasi supaya warna gambar tidak terlalu cerah. Tapi tergantung situasi dan kondisi. Maka dari itu, aku sangat sporadis menggunakan preset atau menciptakan preset sendiri.
Saya hanya sanggup merogoh beberapa foto. Karena salah satu warga disana mengusir aku , aku disuruh memotret pada tempat lain. Entah mengapa. Padahal aku hanya kesana menjadi wisatawan lokal. Dan saya hanya memfoto objek berdasarkan luar, nir masuk ke dalam. Bahkan saya nir membawa contoh seperti halnya orang preweeding. Hal itu cukup menciptakan aku nir nyaman.
Akhirnya saya pergi dan memotret Lapangan Puputan. Tidak banyak yg mampu saya foto karena Lapangan Puputan hanyalah sebuah lapangan biasa, namun dengan monumen di sebelah utaranya.
Saya berjalan lagi ke barat hingga sampai ke loka yang saya anggap menjadi landmark kota Denpasar yaitu patung Catur Muka. Patung ini unik lantaran mempunyai empat paras yg menghadap empat arah mata angin. Kabar baiknya, Anda sanggup merogoh foto berdasarkan sisi utara menggunakan sangat leluasa. Lantaran bundaran pada sisi utara nir pernah dilalui kendaraan.
Patung Catur Muka, menggunakan atraksi air mancur yang latif terutama dalam malam hari. Difoto menggunakan Canon EOS 800d lensa kit 18-135mm dalam 18mm f/tiga,5 1/250sec ISO 100.
Berjalan ke barat, Anda mulai memasuki tempat Jalan Gajah Mada yg dimulai dengan jejeran tempat kerja bank besar Indonesia. Setelah melewati perempatan Jalan Arjuna, Anda akan menemukan pertokoan khas kota tua yg menjual banyak sekali macam barang. Ada toko sepatu, butik, toko kain, apotek, sampai kedai kopi. Namun tampaknya pagi itu masih poly toko yg belum buka.
Warna-warni gerbang toko. Hasil foto asli agak melengkung karena lensa lebar, jadi saya perbaiki dengan fitur transform. Difoto dengan Canon EOS 800d lensa kit 18-135 mm pada 18mm 1/500sec f/3,5 ISO 100.
Jika masih ada poly orang, mungkin loka ini akan sangat hayati dan sangat sempurna buat hunting street photography. Mungkin karena saya terlalu pagi kesini yakni masih pukul 7.
Setelah melewati perempatan Jalan Kartini baru sangat ramai karena kegiatan pasar tradisional. Disini masih ada dua pasar akbar yang dipisahkan oleh Sungai Badung, yaitu Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Sayangnya Pasar Badung sedang direnovasi. Tapi view menurut atas jembatan Tukad Badung sangatlah indah. Di sisi kiri terdapat konstruksi Pasar Badung, di sebelah kanan terdapat Pasar Kumbasari, dan pada bawah terdapat pekerjaan pembangunan Sungai Badung yg rencananya akan dijadikan tempat wisata misalnya Sungai Ogansugyo pada Seoul, Korea Selatan.
Bukan foto yang rupawan. Tapi saya hanya ingin menerangkan proyek renovasi Sungai Badung yg tampak sangat latif. Tampak proyek pembangunan ulang Pasar Badung pada sudut kiri atas dan Pasar Kumbasari di kanan atas. Jadi saya pikir data EXIF nir perlu dicantumkan.
Saya belum sempat menjelajahi Pasar Kumbasari lantaran aku lapar & artikel ini hanya membahas Jalan Gajah Mada. Mungkin akan aku bahas di artikel lain. Sebenarnya terdapat pertokoan beberapa meter ke arah barat, tapi tampaknya view nya sama saja dan aku sudah sangat lelah berjalan.
Saya melihat pemerintah Kota Denpasar sangat serius berbagi tempat ini. Perbaikan terus dilakukan semenjak pavingisasi pertama pada Jalan Gajah Mada. Mungkin diharapkan promosi yang lebih luas, disertakan dalam paket wisata, & parkir lebih luas disediakan. Ada satu gedung kosong pada seberang tempat kerja Wali Kota yang mungkin jauh lebih baik bila dijadikan mall seperti Mall Malioboro.
Sayangnya beberapa rakyat disana sepertinya belum siap menggunakan kedatangan wisatawan. Saya sempat diusir sang keliru satu rakyat disana lantaran membawa kamera DSLR. Padahal aku hanya memotret berdasarkan jalanan, nir masuk ke pura. Mungkin masyarakat sekitar perlu diberi pengenalan supaya lebih paham bagaimana menangani wisatawan.
Saya berharap kawasan ini mampu sebagai daerah wisata seperti Malioboro yg tentu saja dapat menambak daya tarik wisata ke Bali.
Anda bisa request artikel apa saja melalui hedisasrawan@gmail.Com atau langsung saja lewat komentar dibawah :)