Selasa, 02 Juni 2020

Apakah Smartphone Bisa Menggantikan Kamera Digital?

Saya ingat saat tamasya SD, aku nir mau menggunakan kamera HP ayahku. Padahal Nokia N73 merupakan ponsel mahal saat itu. Akhirnya saya dipinjamkan kamera pocket (saya lupa mereknya). Hasilnya jauh lebih indah menurut kamera ponsel dalam masa itu. Saat ini, kamera ponsel sudah semakin indah. Hasilnya makin jernih, noise berkurang, terdapat impak bokehnya, lebih sensitif cahaya, dan yang terpenting harganya semakin murah. Hasil selfie juga semakin mengagumkan lantaran ada filter & beautifikasinya. Saking bagusnya bahkan banyak yg mengatakan kamera ponsel sudah mampu menggantikan kamera digital yg ada ketika ini. Tidak sanggup dipungkiri bahwa penjualan kamera pocket semakin menurun lantaran kualitasnya tidak jauh beda dengan kamera smartphone waktu ini.

IMG_1274

Difoto menggunakan Canon EOS 800d lensa fix 50mm f/1,8 1/125sec ISO 800

Namun, apakah kamera ponsel telah bisa menggantikan kamera digital bahkan DSLR? Saya meragukannya, bahkan dalam beberapa tahun ke depan. Itu lantaran segmen pasar kamera ponsel berbeda menggunakan kamera digital. Mungkin segmen kamera pocket setara dengan kamera ponsel, yaitu kamera untuk kalangan awam yg hanya ingin kamera serba otomatis hasil mengagumkan. Para profesional tentu saja menentukan kamera prosumer (kamera pocket premium), DSLR, atau mirorless.

Saya pernah melihat komentar di internet bahwa fotografer profesional telah mulai menggunakan kamera smartphone. Tetapi saya nir pernah melihatnya secara langsung atau pada internet. Mungkin terdapat, namun niscaya hanya sebagai kamera sekunder pengganti DSLR bila misalnya mereka menemukan momen indah tetapi tidak sempat mengeluarkan kamera profesionalnya.

Saya punya beberapa alasan mengapa kamera smartphone tidak mampu menggantikan kamera digital, setidaknya buat para profesional:

Ukuran sensor sebagai hal teknis yang sangat sulit dihindari di kamera smartphone. Kecuali jika smartphone tersebut mempunyai desain mirip kamera pocket seperti Samsung Galaxy S4 Zoom, yang tentu saja akan mengurangi keindahan smartphone. Pembuat ponsel pandai tentu saja berusaha menciptakan ponsel setipis, seringan, & secanggih mungkin. Jadi mereka lebih baik memakai prosesor & menyebarkan perangkat lunak kamera yg lebih canggih lagi untuk memaksimalkan sensor kamera tersebut.

Ukuran sensor kamera ponsel yg kecil juga berimbas pada lensa yg kecil jua. Meski mampu disiasati dengan menciptakan lensa setipis dan sekecil mungkin, lensa kamera ponsel permanen tidak mampu mengakomodasi zoom optik yg lebih tinggi, lensa lebar, & aperture yang lebih lebar. Aperture yang sempit berimbas dalam pengaruh bokeh yg kurang maksimal . Sehingga buat mensiasatinya, produsen ponsel memakai algoritma khusus buat membangun dampak bokeh digital. Saat ini aku jua melihat perkembangan tren lensa ponsel eksternal. Bahkan Zeiss juga memproduksinya. Tetapi aku pikir tren tadi nir akan berlangsung usang karena pengguna umum nir membutuhkannya dan pengguna profesional lebih baik membeli lensa buat DSLR/mirorless dengan output yang lebih niscaya.

Kamera digital mampu digunakan untuk memotret ratusan foto. Sedangkan kamera ponsel mungkin hanya puluhan foto. Belum lagi kita pakai buat mengakses media sosial, internet, games, dll. Baterai kamera digital jua sanggup diganti menggunakan gampang, sehingga kita mampu membawa baterai cadangan buat memaksimalkannya.

Namun, kamera smartphone permanen bisa diandalkan bagi mereka yang ingin praktis & nir butuh poly pengaturan kamera. Fitur-fitur kamera smartphone ketika ini sudah lebih menurut relatif buat semua kalangan. Saya juga mengagumi hasil selfie ponsel-ponsel ketika ini & sangat senang mengikuti perkembangan teknologi kamera ponsel. Perkembangan perangkat lunak pengolah foto ponsel jua semakin cantik. Bahkan Adobe meluncurkan Lightroom versi mobile.

Hasil foto kamera ponsel

Hasil foto kamera ponsel jua sangat mengagumkan. Difoto menggunakan Asus Zenfone 3. Mode otomatis menggunakan sedikit crop dan mengubahnya sebagai monokrom. Sedikit dipoles menggunakan Adobe Lightroom Mobile.

Saran saya, sebaiknya nir membeli ponsel harganya belasan juta apabila hanya ingin mencari fitur kameranya. Karena lebih baik membeli ponsel seharga 3 hingga 5 juta yang telah memiliki kamera yg mengagumkan buat sehari-hari & prosesor mumpuni, dan residu uang dipakai untuk membeli kamera digital yg seharga 1 hingga 3 juta atau DSLR yg tentu memiliki kualitas yg sangat baik. Gunakan keduanya menggunakan aporisma, saya percaya hasilnya jua maksimal .

Anda sanggup request artikel apa saja melalui hedisasrawan@gmail.Com atau eksklusif saja lewat komentar dibawah :)

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...