Minggu, 02 Januari 2022

Festival Erau Kutai Kartanegara

Kerajaan Kutai Martadipura atau Martapura terletak di tepi Sungai Mahakam, tepatnya di Kecamatan Muarakaman, Kutai, Kalimantan Timur. Wilayah Kerajaan ini cukup luas, hampir menguasai wilayah Kalimantan. Walaupun tanpa Ibu Kota Negara yang baru, kami kukar punya jejaring agar kopi kami terserap oleh pasar,” kata Kholil. “Selalu habis terbeli dan harganya minimal Rp30 ribu per kilogram. “Ini kami revitalisasi kembali, kami kuatkan kembali, dan terbukti dengan budidaya yang baru ini pemasarannya mudah.

Tak kurang dari 30 kelompok paguyuban masyarakat maupun kelompok seni ikut ambil bagian dalam … Dimulainya Erau Adat Pelas Benua Etam ini ditandai dengan pelaksanaan ritual Mendirikan Ayu yang berlangsung di … Usai prosesi Mendirikan Ayu, rangkaian acara Erau Adat Pelas Benua Etam dilanjutkan dengan upacara pembukaan yang berlangsung di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Minggu (01/07) siang. Jelang pelaksanaan Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival 2015, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara menggelar seleksi petugas Liaison Officer … Ratusan anggota delegasi kesenian mancanegara peserta Erau International Folk Art Festival mendapat kehormatan untuk bertemu Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura H Adji Mohd … Drama tari kolosal bertajuk Bena Budaya Etam yang menjadi suguhan pemuncak seremoni pembukaan Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival berhasil memukau …

Ratusan warga tumpah ruah untuk membeli jajak alias jajanan khas Kutai … Menurut rencana, Erau bertajuk Pelas Benua Etam ini akan dilaksanakan mulai tanggal 1 hingga 8 Juli … Kemeriahan jelang dimulainya perhelatan Erau 2012 semakin terasa di kota Tenggarong.

Diharapkan dengan pendekatan adat dan kearifan lokal, hutan-hutan di Kutai Kartanegara tetap terjaga dengan baik. Sebab pengawasan dan pemeliharannya langsung dilakukan oleh warga. Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin mengapresiasi upaya warga dalam menjaga hutannya.

Dimulainya pesta adat dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura ini ditandai dengan dilaksanakannya upacara adat Mendirikan … Bagaimanapun, lelaki ini tidak berasal dari ibu kota kesultanan tersebut, Tenggarong. Dalam lingkungan kedaton Sultan Kutai terdapat makam raja dan keluarga kerajaan Kutai Kertanegara. Jirat atau nisan Sultan dan keluarga kerajaan ini kebanyakan terbuat dari kayu besi yang dapat tahan lama dengan tulisan huruf Arab yang diukir.

Beruntung warga sigap sehingga upaya itu bisa digagalkan. Anton memastikan, keberadaan hutan harus digunakan sebaik mungkin untuk kesejahteraan warga desa. Di tepi hutan menjadi kawasan aktivitas warga untuk berkebun maupun budidaya perikanan. Dengan diubahnya status kawasan hutan menjadi hutan desa, sebagaian warga beralih profesi sebagai pekebun. Namun aktivitas sebagai nelayan tidak mereka tinggalkan. Untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan pesta adat Erau 2010 yang akan digelar pada pertengahan Juli mendatang, Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar …

Begitu menjadi Muslim, dia memerintahkan pembangunan masjid sebagai pusat penyebaran Islam di Kutai. Dia mendidik putranya, Aji Batara Agung Paduka Nirta, untuk menjadi pengikut Islam yang taat. Pengaruh Islam di Kutai diduga bermula dari ekspansi yang dilakukan Kerajaan Banjarmasin. Bagaimanapun, syiar agama ini dapat dilacak sejak penyebaran dakwah Islam oleh para mubaligh yang datang dari Sumatra atau Tanah Melayu.

Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian. Pengembangan ini tentu akan menjadi kabar baik bagi warga yang menekuni kebun sebagai pendapatan utama. Apalagi dalam visi Kukar Idaman, perkebunan rakyat menjadi prioritas dalam pengembangan sebuah kawasan. Pengembangan kebun kopi di Kabupaten Kutai Kartanegara juga diarahkan untuk membangun kawasan agrowisata. Ratusan ton jahe dihasilkan dari desa ini setiap bulannya.

Sultan-sultan yang dimakamkan disini di antaranya adalah Sultan Muslihuddin, Sultan Salehuddin, Sultan Sulaiman dan Sultan Parikesit. Hanya Sultan Alimuddin saja yang tidak dimakamkan di lingkungan kedaton, dia dimakamkan di tanah miliknya di daerah Gunung Gandek, Tenggarong. Kura-kura emas ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang sekarang berada di Museum Mulawarman. Sang pangeran memberikan berbagai macam benda unik tersebut untuk membuktikan kesungguhannya ingin menikahi sang putri dari kerajaan tersebut. Jadi proses penganggaran untuk perkembangan perkebunan berbasis kawasan bisa dibilang cepat. Program-program yang diarahkan, termasuk revitalisasi kebun kopi, merupakan arahan langsung dari Bupati Kutai Kartanegara.

Hubungan sesama sahabat dan ulama ini terjalin sangat baik dan keduanya dikenal bahu membahu menyebarkan agama Islam di Kalimantan. Ini misalnya terlihat dari kerja sama antarkeduanya dalam membangun perekonomian masyarakat. Pada saat Habib Alwi membangun Pasar Batu di Hulu Sungai, Habib Tenggarong mengirimkan bantuan berupa semen dan batu. Sejak pertengahan abad ke-19, Habib Muhammad gemar mengadakan rihlah ke arah timur Malaya, sampai menyeberangi selat.

Setelah fisik bangunan kedaton rampung pada tahun 1937, baru setahun kemudian yakni pada tahun 1938 kedaton baru ini secara resmi didiami oleh Sultan Parikesit beserta keluarga. Peresmian kedaton yang megah ini dilaksanakan cukup meriah dengan disemarakkan pesta kembang api pada malam harinya. Sementara itu, dengan telah berdirinya kedaton baru maka kedaton buruk peninggalan Sultan Sulaiman kemudian dirobohkan. Pada masa sekarang, areal bekas kedaton lama ini telah diganti dengan sebuah bangunan baru yakni gedung Serapo LPKK.

Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa setingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953. Keris Bukit memiliki hubungan yang sangat erat dengan permaisuri Aji Putri Karang Melenu. Permaisuri Aji Putri Karang Melenu tersebut bukan hanya seorang istri dari Raja Kutai Kartanegara semata namun juga pemilik dari Keris Bukit tersebut. Di bagian gagang pedang tersebut terdapat ukiran seekor binatang harimau yang sedang bersiap-siap untuk menerkam musuhnya. Sedangkan ujung sarung pedang dihiasi oleh ukiran seekor binatang buaya.Pedang Sultan Kutai masih ada dan terjaga hingga saat ini. Pedang ini dapat ditemukan di Museum Nasinal Jakarta.

Berbagai atraksi kesenian daerah hingga mancanegara membuat seremoni pembukaan Erau International Folk Art Festival di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Minggu (22/07) siang, jadi … Teknologi telah mendorong aliran informasi yang sangat deras. Informasi yang berkualitas pun bercampur dengan informasi palsu tanpa mutu. Republika.id bergiat untuk terus memandu umat pada sumber literasi yang kredibel. Mari menjadi bagian dari ikhtiar menjaga umat dari informasi sesat melalui gerakan “Literasi Umat”. Lepas dari perdebatan siapakah penguasa Kutai pertama yang bersyahadat, dakwah Islam berkembang pesat sejak era Mahkota.

Pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara untuk sementara dipegang oleh Dewan Perwalian. Gelar Aji Sayid maupun Aji Syarifah tetap setara dengan gelar Aji biasa. Artinya gelar ini tetap di bawah Aji Bambang maupun Aji Raden.

Tahun 1899, Sultan Sulaiman wafat dan digantikan putera mahkotanya Aji Mohammad dengan gelar Sultan Aji Muhammad Alimuddin. Ajaran Islam pun mulai menyebar luas ke Nusantara dan mempengaruhi kerajaan-kerajaan yang sebelumnya memeluk agama Hindu, Buddha, atau ajaran leluhur, tak terkecuali Kerajaan Kutai Kartanegara. Bila dilihat perkembangan PDRB non-migas atas dasar harga berlaku, angka PDRB non-migas tahun 1999 juga mengalami peningkatan, dari sebesar Rp. 6,12 triliun pada tahun 2003, sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas maupun non-migas juga mengalami peningkatan dari Rp. PDRB atas dasar harga konstan non-migas mengalami peningkatan dari Rp.

Perpindahan ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya. Aji Imbut dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin memindahkan ibu kota Kesultanan Kutai Kertanegara ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782. Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, lama-kelamaan Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini.

Ulama yang saat itu berusia 33 tahun tersebut mampu mengobati sakit sang putri atas izin Allah SWT. Sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih, Sultan Aji kemudian menikahkan anak perempuannya itu dengan pendakwah tersebut. Sesudah menjadi raja, Aji Muhammad terus menjaga hubungan baik dengan Habib Muhammad. Pada suatu hari, putri Sultan Aji yang bernama Aisyah menderita sakit. Berbagai tabib sudah didatangkan, tetapi penyakit sang putri tak kunjung sembuh. Portal transparansi data dan informasi publik bagi masyarakat. Siapa saja bisa jelajahi dan mendapatkan koleksi dataset terbuka dari Organisasi Perangkat Daerah di Kutai Kartanegara di sini.

“Kita ajukan tahun 2018 lalu dan tahun 2020 SK Hutan Desa dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan keluar,” kata Anton Suparto , warga Desa Genting Tanah saat ditemui di rumahnya akhir Bulan Mei 2021 lalu. Hulu Sungai Mahakam merupakan kawasan dataran rendah. Dataran rendah juga dapat disebut sebagai dataran aluvial.

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...