Minggu, 17 Oktober 2021

Negara Maju dan Negara Berkembang (Bagian 1)

negara berkembang(kiri) dan negara maju(kanan)Suatu negara memiliki syarat sosial ekonomi yg berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan terdapat yang sudah sanggup memberi bantuan pada negara lain. Perbedaan syarat tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara menurut kondisi sosial ekonominya.

Anda tentu pernah mendengar bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis Ataupun Jerman dianggap menjadi negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dipandang berdasarkan banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan menggunakan syarat fisik berupa banyaknya bangunan Atau gedung-gedung tinggi menjadi kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan secara umum dikuasai negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa & perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara kita diklaim negara berkembang. Negara berkembang dalam umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui huma pertanian yg luas & fertile. Tahukah anda, mengapa suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang Atau negara maju? Adakah kriteria-kriterianya? Untuk detail, langsung saja kita simak selengkapnya?..

Suatu negara dapat disebut negara berkembang Atau negara maju berdasarkan dalam keberhasilan pembangunan oleh negara yg bersangkutan. Suatu negara digolongkan menjadi negara berkembang apabila negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang sudah ditetapkan Atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yg telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan menjadi negara maju jika negara tadi sudah bisa menyeimbangkan pencapaian pembangunan yg telah dilakukan, sehingga sebagian akbar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yg bersifat fisik Ataupun nonfisik.

Penggolongan suatu negara sebagai negara maju Atau berkembang daspat diketahui menurut indikator-indikator berikut.

A. Indikator kuantitatif (data yg dapat dihitung), contohnya:

1) jumlah & kepadatan penduduk 2) taraf pertumbuhan penduduk; 3) nomor beban tanggungan; 4) nomor beban tanggungan; & 5) usia asa hayati.

B. Indikator kualitatif (data yg hanya bisa dibandingkan), contohnya;

1) etos kerja dan pola pikir; dua) taraf pendidikan; tiga) mata pencaharian; 4) tingkat kesehatan; lima) pendapatan; dan 6) kesadaran aturan.

Berbagai tekanan & masalah kependudukan yang adalah perkara kompleks di negara-negara berkembang, diantaranya:

1) laju pertumbuhan & jumlah penduduk relatif tinggi; dua) persebaran penduduk tidak merata; 3) tingginya nomor beban tanggungan; 4) kualitas penduduk nisbi rendah; sebagai akibatnya menyebabkan tingkat produktivitas penduduk juga rendah. 5) nomor kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta 6) rendahnya pendapatan perkapita.

Hal ini dikarenakan, pada umumnya > 70% penduduk di negara berkembang berlatar belakang kehidupan agraris yang cara pengolahannya masih dilakukan dengan alat-alat dan metode-metode sederhana. Kondisi ini pula yang menyebabkan sebagian besar penduduk negara-negara berkembang masih tinggal di pedesaan.

Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki belum bisa dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya, negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi asal daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini dalam akhirnya dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) lantaran belum memiliki teknologi buat mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.

Negara berkembang dalam umumnya sedang ulet -giatnya melakukan pembangunan, tetapi terbentur hambatan modal dan teknologi. Oleh karenanya, mereka cenderung tergantung dalam teknologi dan kucuran dana (baik hadiah Ataupun pinjaman) dari negara-negara yg lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang sedang dijalankan. Pada praktiknya, negara-negara donor tadi menaruh efek yg bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara yg dibantunya.

Kemampuan pemerintah negara berkembang dalam bidang keuangan negara dalam umumnya terbatas. Hal inilah yg mengakibatkan keterbatasan fasilitas umum yg sanggup disediakan sang pemerintah.

Tingkat partisipasi warga pada penegakan aturan relatif masih rendah. Masyarakatnya (termasuk pejabatnya) masih poly yang melakukan kecurangan-kecurangan hukum tanpa rasa malu. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang terjadi, antara lain pemaksaan kehendak, penyuapan, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan fasilitas umum, dan sebagainya. Kesetaraan gender pula belum membudaya, perempuan yang aktif bekerja masih dipercaya sebagai hal yg kurang pantas berdasarkan beberapa kalangan. Penegakan & proteksi hak asasi manusia pula belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Tingkat pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah. Hal tersebut dikarenakan sarana & prasarana pendidikan baik formal juga nonformal masih terbatas & belum memadai sebagai akibatnya belum dapat dijangkau oleh seluruh penduduk di negara tadi. Akibatnya, masih poly dijumpai penduduk yg buta huruf.

Mayoritas penduduk negara berkembang bekerja dalam sektor pertanian yang biasanya masih dikerjakan secara tradisional. Tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek sang penduduk yg homogen-rata masih rendah menyebabkan penduduk tidak mampu bersaing buat bekerja Atau membangun pekerjaan pada sektor lain. Kondisi demikian mengakibatkan penduduk negara berkembang mempunyai penghasilan Atau pendapat homogen-rata yg relatif rendah, sebagai akibatnya pendapatan perkapita juga rendah.

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yg masih rendah juga berdampak dalam tingkat kesehatan penduduknya. Pada umumnya penduduk negara berkembang belum memiliki pencerahan akan pentingnya kesehatan. Minimnya sarana & prasarana kesehatan menyebabkan tingkat kesehatan homogen-homogen penduduk pada negara berkembang masih rendah pula ditandai menggunakan nomor kematian dan angka kelahiran tinggi, sedangkan angka asa hidup rendah.

Pemanfaatan teknologi & kepemilikan modal menciptakan masyarakat di negara maju bisa memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan asal daya alam baru, Ataupun memanfaatkan sumber daya alam yg sudah ada menjadi energi alternatif. Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, Atau energi mentari untuk menggantikan fungsi menurut energi minyak bumi.

Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya nir terlalu banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.

Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat dipastikan bahwa > 70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.

Tingginya kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas warga yang bermuara dalam semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.

Ada kalanya, suatu negara maju sangat minim sumber daya alam Atau bahkan tidak memiliki asal daya alam sama sekali, namun dapat menghasilkan produk olahan sumber daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah menurut negara Inggris sangat minim, namun negara tersebut mampu membuat produk olahan minyak bumi dan memasarkannya ke seluruh penjuru global. Kebutuhan minyak mentahnya tercukupi dengan cara mengimpor berdasarkan negara-negara lain yang umumnya termasuk pada kategori negara-negara berkembang.

Negara maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam menaruh pelayanan fasilitas generik yang memadai bagi warganya. Hal ini jua didukung menggunakan tingginya tingkat kesadaran rakyat masyarakatnya dalam memelihara & memanfaatkan ketersediaan wahana fasilitas umum yang ada.

Masyarakat di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yg tinggi pada mematuhi aturan. Pemerintahan yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan) dan transparansi (terbuka) dalam aneka macam tindakan dan pengambilan keputusan. Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan pada penentuan jabatan, namun kemampuanlah yg diperhitungkan. Penghormatan terhadap hak asasi insan dijunjung tinggi, bahkan buat golongan minoritas, contohnya buat kaum difabel (different ability) seperti orang tua, tuna netra, Atau penyandang stigma fisik yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi Atau kesempatan kerja yang sejajar menggunakan warga normal.

Tingkat pendidikan adalah keliru satu indikator krusial yg menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju secara generik penduduknya sudah mempunyai pencerahan tinggi akan arti krusial pendidikan & penguasaan Iptek. Hal tadi terlihat berdasarkan angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yg sangat tinggi. Tingginya taraf pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang sang sistem pendidikan yg baik & aturan pendidikan yg tinggi berdasarkan pemerintah.

Kemajuan tingkat pendidikan dan dominasi Iptek oleh secara umum dikuasai penduduk membuahkan negara maju mempunyai potensi SDM yg berkualitas tinggi. Kondisi demikian menciptakan penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian menjadi penghasilan utama, namun pada sektor industri, jasa & perdagangan. Variasi pekerjaan di berbagai sektor tersebut berakibat penduduk negara maju memiliki pendapatan rata-homogen tinggi. Penghasilan penduduk yg tinggi akan berdampak pada pendapatan perkapita yang tinggi pula.

Rata-homogen penduduk negara maju sudah memiliki baku kehidupan yang tinggi, sebagai akibatnya pencerahan rakyat akan arti penting kesehatan pula telah baik. Selain itu pihak pemerintah jua menaruh perhatian yg sangat baik terhadap taraf kesehatan rakyat melalui pembangunan berbagai wahana & prasarana kesehatan yg memadai di aneka macam daerah yang bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yg sudah baik, bisa terlihat menurut angka kematian penduduk yang rendah dan angka asa hidup penduduk yg tinggi di negara maju.

Tahapan perkembangan negara tadi berdasarkan Walt Whitman Rostow, seseorang ekonom menurut Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul Stages of Economic Growth (Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Ekonomi) terbagi menjadi lima tahapan, menggunakan nama dan ciri-ciri berikut adalah.

Ciri-ciri nya:

1) kondisi rakyat yang belum produktif; 2) cara berproduksi & pola perekonomian yg dijalankan masih tradisional; tiga) sistem dan pola kerja yg sudah ada masih bersifat tradisi/turun temurun; 4) perekonomian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (belum berorientasi pasar); dan lima) mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian.

Dicirikan menggunakan:

1) terjadi perubahan pola kerja dan sistem pada segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, & politiknya; 2) sudah mengenal & memakai teknologi buat lebih produktif & efisien; tiga) telah ada pencerahan menabung yg lebih produktif pada forum-lembaga keuangan; serta 4) aktivitas perekonomian terus berkecimpung ke arah kemajuan.

Dicirikan menggunakan:

1) semakin berkembangnya bisnis-usaha produksi; dua) terciptanya aneka macam pembaruan yang lebih produktif & efisien di segala bidang; 3) sektor produksi adalah sektor dominan yang memacu pertumbuhan ekonomi; dan 4) semakin meningkatnya pendapatan perkapita & pendapatan nasional.

Dicirikan menggunakan:

1) sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang terus menerus; dua) penggunaan teknologi terbaru dalam rakyat semakin meluas; tiga) semakin mantapnya struktur ekonomi negara; 4) negara sanggup menginvestasikan pendapatan nasionalnya; dan 5) industri terkini semakin berkembang, terutama industri yang padat modal.

E. Tahap Konsumsi Massa Tinggi (Age of High Mass Consumption Stage)

Dicirikan menggunakan:

1) semakin meningkatnya pendapatan rakyat, sebagai akibatnya mampu memenuhi kebutuhan sampai dalam taraf pemenuhan kebutuhan sekunder bahkan tersier; dan

dua) perkembangan industri mencapai termin tertinggi menggunakan kemampuan sumber daya manusia yg sudah mencapai taraf pakar.

Atau

tetap kunjungi hedisasrawan.blogspot.com yaa

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...