Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dari sudut sosiologis. Dalam sosiologi komunikasi ini membahas tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok- dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.
Dahulu mengenai konsep-konsep penting yg berhubungan dengan sosiologi komunikasi merupakan konsep sosiologi, rakyat & komunikasi. Sosiologi. Konsep-konsep tadi merupakan konsep penting yang lalu melahirkan studi-studi integratif dan terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang penting buat dibicarakan disini sekaligus sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi.
(Selengkapnya baca artikel tentang Sosiologi)
Asal kata Sosiologi merupakan dari berdasarkan istilah sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam, kemudian berkembang sebagai Socius (bhs. Latin) yg berarti teman, mitra. Bearkembang lagi sebagai istilah sosial yg berartiberteman, beserta, berserikat. Kata sosial secara spesifik merupakan hal-hal mengenai banyak sekali peristiwa dalam warga yaitu persekutuan insan, & selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud buat mengerti kejadian-insiden pada rakyat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu buat dapat berusaha mendatangkan pemugaran dalam kehidupan bersama.
Dengan istilah lain dari Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu warga atau ilmu kemasyarakatan yg memeriksa manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan tata cara, norma, agama atau agamanya, tingkah laris serta keseniannya atau yg dianggap kebudayaan yg mencakup segala segi kehidupannya.
Pitirim Sorokin mengemukakan: sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
interaksi dan efek timbal kembali antara aneka macam gejala-tanda-tanda sosial (misalnya antara gejala ekonomi menggunakan agama; keluarga menggunakan moral; hukum dengan ekonomi; mobilitas masyarakat dengan politik & lain sebaginya);
interaksi menggunakan dampak timbal pulang antara tanda-tanda sosial dengan gejala non sosial (contohnya gejala geografis, biologis & sebagainya );
ciri-ciri umum seluruh jenis tanda-tanda-tanda-tanda sosial.
Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Prof. DR. Selo Soemardjan dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi mendefinisikan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
(Selengkapnya baca artikel tentang Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli)
Sosiologi adalah ilmu yg menyelidiki tentang rakyat, hubungan antara warga dan akibat berdasarkan hubungan tersebut. Lantaran sosiologi objeknya adalah warga maka cakupan berdasarkan objek sosiologi itu merupakan individu, grup, dan rakyat. Proses hubungan inilah yg biasa diklaim menggunakan istilah interaksi sosial.
Dengan melihat pengertian sosiologi dan objek sosiologi tadi maka dapat disimpulkan sosiologi memiliki fungsi:
Berusaha buat mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat.
Mendapatkan fakta-informasi rakyat yg mungkin bisa dipergunakan buat memecahkan problem-masalah masyarakat.
Sosiologi memeriksa tanda-tanda umum yg ada dalam hubungan manusia.
Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Selo Soemardjan menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hayati bersama, yg membuat kebudayaan.
Pengertian insan yang hidup beserta pada ilmu sosial tidak absolut jumlahnya, mampu saja dua orang atau lebih, tetapi minimal adalah 2 orang. Manusia tersebut hayati bersama pada saat cukup lama , & akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling bekerjasama satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia itu, lalu melahirkan asa, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian & sebagainya. Keseluruhan itu lalu mewujudkan adanya system komunikasi dan suatu kesatuan sosial peraturan-peraturan yg mengatur hubungan antara manusia dalam rakyat tersebut. Dalam system hayati tadi, maka muncullah budaya yg mengikat antara satu manusia menggunakan lainnya.
(Selengkapnya baca artikel tentang Pengertian Sosiologi Komunikasi)
Berikut merupakan pengertian komunikasi dari beberapa ahli. Beberapa teori yg dikemukakan dalam buku Teori Komunikasi antara lain dari:
Anderson: Komunikasi merupakan suatu proses dengan mana kita sanggup memahami dan dipahami sang orang lain. Komunikasi merupakan proses yg dinamis dan secara konstan berubah sinkron dengan situasi yg berlaku.
Margarete Mead: Interaksi, pula dalam strata biologis, merupakan salah satu perwujudan komunikasi, lantaran tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan nir akan terjadi.
Barnlund: Komunikasi muncul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan buat mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
Berelson dan Steiner: Komunikasi adalah proses penyampaian keterangan, gagasan, emosi, keahlian & lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, nomor -nomor dan lain-lain.
Onong Uchyana : Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa adalah gagasan, liputan, opini, dan lain-lain yg muncul kepastian, keraguan. Kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yg timbul dari lubuk hati.
Pada mulanya kajian tentang komunikasi, apalagi ilmu komunikasi adalah sesuatu yg tidak pernah ada dalam khazanah ilmu pengetahuan. Ketika pada mulanya semua masalah manusia masih dalam kajian filsafat, maka komunikasi selain tidak terpikirkan atau belum dipikirkan oleh manusia (laten fenomena).
Pada waktu teori sosilogi sedang dibangun, minta terhadap ilmu pengetahuan meningkat pesat, hal itu terjadi tidak saja diperguruan tinggi, tetapi juga pada masyrakat umumnya. Hasil sains termasuk teknologi menerima apresiasi yg luar biasa di warga . Walaupun dikatakan apresiasi itu berkaitan dengan sukses besar sains ekamatra, bilogi dan kimia (ritzer, 2004). Perdebatan antara perkembangan sosiologi dan sains dalam saat itu sebagai hal yang krusial disinggung pada bagian awal ini buat mendudukkna persoalan bahwa dalam awal perkembangan teori sosiologi, sosiologi dibesarkan sang minat warga terhadap sains yang menginginkan sosiologi meniru kesuksesan sains atau lantaran kesuksesan sains dalam waktu itu yang mengalihkan perhatian warga terhadap sosiologi. Rupanya, pada akhirnya warga kemudian percaya bahwa perkembangan sosiologi disebabkan lantaran adanya keunggulan pemikiran yang lebih menyukai sosiologi menjadi sains.
Banyak pengamat yang beropini bahwa perkembangan teori sosiologi ditentukan oleh pemikiran-pemikiran abad pencerahan yg berkembang pada peeriode perkembangan intelektual & pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Pemikiran insan yg dalam awalnya menaruh asa yang akbar terhadap mitos (sebelum yunani antik atau sebelum 600 SM), logos (yunani kuno atau 600 SM), dogma ( & kemudian beralih dalam logos (pikiran manusia lagi)
Persoalan manusia dalam akhirnya diatasi filsafat melalui pendekatan filsafat, melalui pendekatan filsafat sosial yg lalu mampu menjawab dilema-duduk perkara: liberalisme, sosialisme, komunalisme & welfareliberalism, tetapi buat menjawab dilema-masalah kemasyarakatan lainnya yg lebih konkret, filsafat sosial mengalami hambatan metodelogis. Lantaran itu banyak persoalan warga lainnya yg lebih kongkret, filsafat sosial mengalami kendala metodelogis. Lantaran itu poly problem warga nir mampu lagi diatasi filsafat sosial yang sifat pendekatannya abstrak dan nir nyata. Masyarakat membutuhkan jalan keluar menurut konflik kehidupan mereka yang serba spesifik & konkret. Dengan demikian, insan membutuhkan ilmu pengetahuan yg menjebatani filsafat dan insan. Karena itulah lahir sosiologi sebagai jalan keluar buat membantu manusia memecahkan dilema warga .
Orang pertama yg memakai kata sosiologi merupakan auguste comte (1798-1852). Erikson (ritzer,2004: 16) berkata bahwa, berdasarkan Erikson bukanlah penemu sosiologi terbaru, lantaran selain teori sosiologi konservatif poly dipelajari oleh gurunya Cloude Henri Saint-Simon(1760-1852), adam smith atau para moralis skotlandia merupakan asal sebenarnya berdasarkan sosiologi modern,
Pikiran-pikiran comte jua ditentukan oleh kesadaran & revolusi, ia juga sangat terpengaruh oleh sains sebagai akibatnya pandangan ilmiahnya memperkenalkan ?Positivisme? Atau ?Filsafat positif?. Lebih kongkret lai comte berbagi fisika sosial yang dalam tahun 1839 diklaim menggunakan sosiologi (pickering, 2000 pada Rizter, 2004: 16). Penggunaan kata filsafat sosial, dalam mulanya comte bermaksud supaya sosiologi meniru model hard science. Ilmu baru ini memepelajari social statics ( statistika sosial atau struktur sosial) dan social dynamic (dinamika sosial atau perubahan sosial).
Pikiran-pikiran comte pada waktu itu didasarkan pada pendekatan teori revolusinya dan hukum tiga tingkatan( Rizter, 2004:17) comte mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, atau bahkan pemikiran masyarakat dan dunia sepanjang. sejarahnya pertama, tahap teologis Yang menjadikan karakteristik dunia sebelum era 1300. Dalam tahapan ini sistem gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama dan keteladanan kemanusiaan menjadi dasar segala hal. Dengan demikian, dunia sosial dan alam fisika adalah ciptaan tuhan. Kedua, tahap metafisika yang terjadi antara 1300-1800. Era ini ditandai dengan keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukanlah para dewa. Dengan demikian pandangan terhadap ciptaan tuhan mengalami degradasi kekuasaan dihadapan manusia. Ketiga tahun 1800 dunia memasuki tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan terhadap sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap kecenderungan penyebab absolut (tuhan atau alam) dan memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dan dunia sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.
Orang lain yang berjasa pada awal perkembangan sosiologi adalah Emile Durkheim (1858-1917). Karya-karya Durkheim masih diwariskan oleh pandangan pencerahan pada sains dan reformasi sosial. Pandangannya tentang faktor-faktor sosial menjadi dasar bagi sosiologi untuk mengkaji pandangan tentang apa sebenarnya fakta sosial itu. Dalam bukunya yang berjudul The Rule of Sosiological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari fenomena penting dalam kehidupan manusia dalam dunianya yaitu fakta-fakta sosial. Ia memendang bahwa fakta sosial adalah sebagai kekuatan (force) dan struktur yang bersifat eksternal yang memaksa individu . memlalui karyanya yang lain, yaitu Suicide (1897/1951) Durkheim mencoba menguji pandangan sosiologisnya tentang hubungan sosial dan fakta sosialnya (Rizter, 2004:21).
Melalui The Rule of sociological Method Durkhaim membedakan dua tipe fakta sosial, yaitu fakta sosial materiil dan fakta sosial nonmateriil (kultur, institusi sosial) ketimbang membahas fakta sosial materiil (birokrasi, hukum). Walaupun dia membahasnya secara bersama-sama namun Durkheim lebih banyak menyoroti fakta sosial non materiil ketimbang fakta sosial materiil.
Dalam hal agama Durkheim berpandangan bahwa agama adalah salah satu fakta sosial non materiil. Melalui karyanya yang terakhir, The Elementary Forms of Religious Life (1912/1965), ia membahas masyarakat primitif untuk menemukan akar agama. Ia yakin akan menemukan akar agama dengan jalan membandingkan masyarakat primitif yang sederhana ketimbang mencarinya di dalam masyarakat modern yang kompleks. Temuannya, bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri.
(Selengkapnya baca artikel tentang Lahirnya Sosiologi Komunikasi)
Asal mula kajian komunikasi pada sosiologi bermula menurut akar tradisi pemikiran Karl Marx, dimana Marx sendiri adalah masuk menjadi pendiri sosiologi yang beraliran jerman sementara Claude Henry Saint-Simon, Auguste Comte, dan Emile Durkheim adalah nama-nama para pakar sosiologi yg beraliran Perancis.
Sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Kajian & sumbangan pemikiran Auguste Comte, Talcott Parson dan Robert K. Merton adalah sumbangan kerangka berpikir fungsional bagi lahirnya teori-teori komunikasi yang beraliran struktural fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx & Habermas menyumbangkan paradigma perseteruan bagi lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.
Sosiologi semenjak semula telah menaruh perhatian pada masalah-perkara yang terdapat hubungan dengan hubungan sosial antara seorang & orang lainnya. Apa yg dianggap sang Comte dengan ?Social Dynamic?, kesadaran Kolektif? Sang durkheim & hubungan Sosial Oleh Marx dan ?Tindakan komunikatif? & ?Teori komunikasi? Sang Habernas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi. Bahkan melihat fenomena semacam itu, maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural fungsional maupun dalam perspektif pertarungan.
Di bawah ini kita mampu lihat genre pemikiran pada paradigma sosiologi komuniksi komunikasi, dimana sosiologi sendiri sebenarnya telah menyelidiki maslah komunikasi secara nir langsung pada teori-teorinya.
Selain apa yang disumbangkan Karl Marx & Habermas mengenai teori kritis pada komunikasi, sumbangan dari perspektif struktural fungsional pada sosiologi yang diajarkan sang Talcott Parson pada teori sistem tindakan juga pada skema Agil, dan kajian Robert K. Merton mengenai struktur fungsional, struktur sosial & anomi, adalah sumbangan-sumbangan yang amat penting terhadap lahirnya teor-teori komunikasi pada ketika-saat berikutnya.
(Selengkapnya baca artikel tentang Jenis-Jenis Sosiologi Komunikasi)
Komunikasi pada dalam masyarakat dibagi atas 5 jenis:
Komunikasi individu menggunakan individu (komuniksi antar pribadi)
Komunikasi grup
Komunikasi organisasi
Komunikasi sosial
komunikasi massa
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi antar perorangan & bersifat eksklusif baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak eksklusif (melalui medium). Contohnya kegiatan dialog surat menuyurat eksklusif. Fokus pengamatannya merupakan bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan, hubungan dan ciri komunikator.
Komunikasi grup, menfokuskan pembahasannya kepada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi grup juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.
Komunikasi organisasi memilih dalam pola & bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasai melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi & komunikasi gerombolan . Pembahasannya meliputi struktur dan & fungsi organisasi, interaksi antar insan insan, komunikasi & proses pengorganisasisan, serta kebudayaan organisasi.
Komunikasi sosial berdasarkan Astrid merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, dimana komuniksi terjadi secara langsung antar komunikator & komunikan, sebagai akibatnya situasi komunikasi berlangsung dua arah & lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui aktivitas ini terjadilah aktualisasi menurut bergbagai perkara yg dibahas. Komunikasi sosial sekaligus suatu proses pengenalan & untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yg diagungkan oleg suatu rakyat melalui komunikasi soaisl pencerahan rakyat dipupuk, dibina dan diperluas. Melalui komunikasi sosial, kasus-masalah sosial dipecahkan melalui konsesus.
Pengertian komunikasi massa menurut MC. Quil adalah komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada taraf ini komuniksi dilakukan dengan menggunakan media massa.
Menurut Bungin (2006 : 27-31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yg sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, rakyat, komunikasi, & teknologi media/kabar.
(Selengkapnya ada di bagian 1.1 pada artikel ini)
Yang dimaksud menggunakan sosiologi merupakan ilmu yang mengusut interaksi antar insan menjadi makhluk sosial termasuk pada dalamnya banyak sekali aktifitas atau gejala sosial yang lalu membuat perubahan-perubahan sosial.
(Selengkapnya ada pada bagian 1.Dua di artikel ini)
Masyarakat adalah galat satu ruang lingkup dari sosiologi komunikasi. Artinya bahwa warga adalah salah satu yg dibahas pada sosiologi komunikasi. Apa itu masyarakat? Sebetulnya, warga adalah objek berdasarkan sosiologi. Masyarakat terdiri menurut deretan orang-orang yg hidup berdampingan (hayati bersama) pada suatu wilayah & terikat oleh anggaran-aturan atau norma-kebiasaan sosial yang mereka tentukan dan taati.
(Selengkapnya terdapat di bagian 1.Tiga pada artikel ini)
Istilah komunikasi pada bahasa Inggris diklaim communication, berasal berdasarkan bahasa Latin, communicatio. Kata communicatio asal berdasarkan istilah communis yang artinya sama. Komunikasi terdiri berdasarkan 5 unsur yakni:
Komunikator (pemberi liputan)
Pesan
Media (saluran)
Komunikan (penerima warta/pesan)
Efek (impak).
Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi komunikasi. Berbicara komunikasi, apalagi komunikasi massa tidak bisa kita pisahkan dari persoalan teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi komunikasi merupakan salah satu saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Apa itu teknologi komunikasi?
5. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Struktur, pusat perhatian, perilaku masyarakat yang menjadi sasaran komunikator, maksudnya bagaimana sesuatu peran itu disampaikan, ataupun apakah yang akan menjadi pusat perhatian penelitian tersebut.
Efektifitas komunikasi massa, maksudnya sejauh mana pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh komunikasi massa.
Efek-efek sosial dari komunikasi massa, maksudnya bagaimanakah pengaruh sosialdari komunikasi massa. Dan inilah sebenarnya yang menjadi salah satu bidang kajian sosiologi komunikasi massa.
Suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh terhadap masyarakatnya, maksudnya, suatu sistem akan menentukan bagaimana suatu kegiatan itu akan dilaksanakan, sehingga hal ini juga mengandung suatu pengertian bahwa sistem komunikasi massa akan mempengaruhi masyarakatnya, misalnya sistem komunikasi massa komunis mempunyai pengaruh tertentu kepada masyarakatnya.
Sistem komunikasi massa dapat menyampingkan media komunikasi tradisional yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Sistem komunikasi massa merupakan sarana yang kuat dan luwes untuk menpengaruhi masyarakat sehingga suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh sosiologis yang kuat.
Sistem komunikasi massa dapat menimbulkan sikap dan pandangan yang seragam terhadap gejala sosial tertentu, maksudnya, sistem tersebut dapat mempengaruhi penilaian masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu yang ditimbulkan oleh media komunikasi massa.
Sumber: |
1. MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI (pksm.mercubuana.ac.id) |
2. sejarah sosiologi komunikasi (yuniswiss99.blogspot.com) |
3. Hakekat dan Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi (petrusandung.wordpress.com) |
4. Pengertian Sosiologi Komunikasi (id.scribd.com) |
Semoga berguna, Tetap Semangat! Tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi menggunakan media massa mempunyai sifat-sifat atau ciri-karakteristik eksklusif, disamping itu aneka macam aspek komunikasi lainnya dapat pula mengakibatkan dampak-dampak atau efek sosial lainnya, contohnya, sistem komunikasi dapat menyebabkan imbas sosiologis, unsur-unsur komunikasi bisa mengakibatkan efek sosiologis dsb. Gejala-tanda-tanda sosiologis yg terbentuk Dalam banyak sekali kemungkinan sbb:
Adapun ruang lingkup kajian sosiologi komunikasi merupakan tanda-tanda, efek dan kasus sosial yg ditimbulkan oleh komunikasi. Ruang lingkup kajian sosiologi, yaitu imbas atau dampak-dampak sosial yang terjadi atau ditimbulkan sang komunikasi. Dalam hal ini yg menjadi perhatian utama adalah bagaimana masalah sosial itu terjadi. Aspek komunikasi apa atau yang bagaimana yg menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dan pada bahasan mata kuliah sosiologi komunikasi ini akan difokuskan dalam sosiologi komunikasi massa. Pada dasarnya antara penelitian dibidang komunikasi dengan sosiologi komunikasi tidak memiliki interaksi yang pribadi. Akan namun penelitian dibidang komunikasi mempunyai kesamaan buat melakukan penelitian mengenai:
Berdasarkan definisi tersebut pada atas maka kita bisa menyimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat menggunakan perangkat keras & lunak yang bisa digunakan buat memproses dan mengirimkan warta.
Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi keterangan tidak hanya terbatas dalam teknologi komputer (perangkat keras & aplikasi) yg dipakai buat memproses & menyimpan berita, melainkan juga meliputi teknologi komunikasi buat mengirimkan kabar.
Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi keterangan mencakup perangkat keras dan perangkat lunak buat melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, merogoh, memanipulasi, atau menampilkan data.
Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.