Kamis, 19 Agustus 2021

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian (Materi Ringkasan Sosiologi)

Secara sederhana sosialisasi adalah menjadi sebuah proses seumur hidup yg berkenaan menggunakan cara individu mempelajari hidup, norma, & nilai sosial yang masih ada dalam kelompoknya agar bisa berkembang menjadi pribadi yg bisa diterima oleh kelompoknya. Adapun definisi pengenalan menurut para pakar diantaranya:

Sosialisasi merupakan proses yg membantuk individu-individu belajar & menyesuaikan diri, mengenai cara hayati dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seorang anak belajar sebagai seseorang anggota yg berpartisipasi pada rakyat.

Sosialisasi merupakan proses-proses manusia mempelajari rapikan cara kehidupan pada rakyat buat memperoleh kepribadian & membentuk kapasitasnya agar berfungsi dengan baik menjadi individu maupun sebagai anggota.

Memberi keterampilan & pengetahuan yg diharapkan buat melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah warga loka beliau menjadi keliru satu anggotanya.

Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif & efisien serta berbagi kemampuannya untuk membaca, menulis, & bercerita.

Membantu pengendalian fungsi organik yg dipelajari melalui latihan mawas diri yang sempurna.

Membiasakan individu dengan menggunakan nilai-nilai & agama pokok yang ada pada rakyat.

Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.

Untuk mengetahui lingkungan sosial, loka individu bertempat tinggal termasul lingkungan sosial yang baru.

Untuk mengetahui nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat.

Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.

Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni , olahraga, ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.

Faktor ekstrinsik, merupakan faktor-faktor yang asal dari luar diri seseorang individu. Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hayati & melaksanakan pergaulan menggunakan warga warga yg lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain, syarat lingkungan rakyat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, syarat lingkungan pendidikan, syarat lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan rakyat luas, termasuk sebagai sarananya merupakan media massa baik media massa cetak maupun elektronik.

Tahapan sosialisasi dari George Herbert Mead dapat dibedakan melalui termin-termin:

Tahap ini dialami semenjak manusia dilahirkan waktu seseorang anak mempersiapkan diri buat mengenal dunia sosialnya, termasuk buat memperoleh pemahaman mengenai diri. Pada termin ini pula, anak-anak mulai melakukan aktivitas meniru meski nir paripurna.

Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (significant other).

Peniruan yang dilakukan telah mulah berkurang & digantikan sang peran secara pribadi dimainkan sendiri menggunakan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain jua meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan berafiliasi dengan teman-temannya. Pada termin ini, lawan berinteraksi makin poly & mulai herbi taman-temannya yang sebaya pada luar rumah. Bersama menggunakan itu, anak mulai menyadari bahwa terdapat kebiasaan tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

Pada tahap ini seorang sudah dipercaya dewasa. Anak telah dapat menempatkan dirinya dalam posisi rakyat secara luas. Dengan istilah lain, anak bisa bertenggang rasa nir hanya dengna orang-orang yg berinteraksi dengannya tetapi pula dengan masyarakat secara luas. Manusia secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan menggunakan orang lain yg tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia menggunakan perkembandan diri dalam termin ini sudah menjadi masyarakat masyarakat pada arti sepenuhnya.

Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang herbi anak merupakan orangtua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yg tinggal serumah. Melalui lingkungan, anak mengenal global sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.

Kebijakan orangtua yg menunjang proses sosialisasi anak-anaknya antara lain:

Mengusahakan agar anak-anaknya selalu berdekatan menggunakan orangtuanya.

Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sebagai akibatnya jiwa anak nir merasa tertekan.

Mendorong anak supaya dapat membedakan yang benar & yg salah , yg baik & jelek, yg pantas dan nir pantas.

Memperlakukan anak menggunakan baik. Untuk itu, orangtua harus bisa berperan menggunakan baik.

Menasehati anak-anak bila melakukan kesalah atau kekeliruan.

Dalam lingkungan keluarga dikenal 2 macam pola pengenalan, yaitu:

Ciri-karakteristik sosialisasi represif antara lain:

Menghukum konduite yg galat

Hukuman dan imbalan materil

Kepatuhan anak pada orangtua

Komunikasi menjadi perintah

Komunikasi non mulut

Ciri-karakteristik sosialisasi partisipasif diantaranya:

Pemberian imbalan & sanksi

Hukuman dan imbalan simbolis

Otonomi anak

Komunikasi sebagai hubungan

Komunikasi ekspresi

Peranan positif berdasarkan gerombolan persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:

Remaja merasa kondusif dan dipercaya krusial dalam kelompok persahabatan.

Remaja dapat tumbuh menggunakan baik pada grup persahabatan.

Remaja menerima tempat yg baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, risi, tertekan, gembira yg mungkin nir di dapatkan di rumah.

Fungsi sekolah dalam proses pengenalan merupakan menaruh pengetahuan dan keterampilan yg di perlukan anak didik dan menciptakan kepribadian murid supaya sesuai dengan nilai-nilai & norma-norma yg terdapat dalam warga .

Lingkungan kerja jua memiliki impak yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi menggunakan sahabat sekerja, pimpinan & rekanan bisnis. Dalam proses hubungan akan terjadi proses saling mempengaruhi. Pengaruh-dampak itu akan menjadi bagian menurut dirinya.

Media massa merupakan indera sosialisasi yg krusial lantaran bisa membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai norma-norma dan nilai-nilai yang terdapat pada rakyat,

Pengertian sosialisasi utama berdasarkan Peter L Berger dan Luckmann adalah pengenalan pertama yg dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga (rakyat). Sosialisasi primer berlangsung ketika berusia 1-lima tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.

Sosialisasi sekunder merupakan proses pengenalan lanjutan selesainya sosialisasi utama yang memperkenalkan individu ke pada kelompok eksklusif dalam rakyat.

Kepribadian seseorang diperoleh lantaran adanya proses pengenalan saat individu belajar menurut lingkungan sosial sedikit demi sedikit.

Perbedaan kepribadian terjadi lantaran ditentukan oleh beberapa faktor menjadi berikut:

Warisan biologis, umumnya berupa bawaan ayah, bunda, nenek, & kakek. Pengaruh ini tampak dalam intelegensi dan kematangan fisik.

Lingkungan alam, disparitas iklim, topografi, & SDA mengakibatkan manusia harus beradaptasi terhadap alam.

Lingkungan sosial, gerombolan tempat bergabung seperti lingkungan famili, sekolah, kerja, & rakyat luas, juga dapat mensugesti kepribadian seseorang.

Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap warga dapat menghipnotis kepribadian seseorang.

Sosialisasi berperan dalam menciptakan kepribadian seorang. Kepribadian seseorang dipengaruhi sang nilai dan kebiasaan sosial kebudayaan yg berlaku di lingkungan lebih kurang. Nilai dan kebiasaan sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi selanjutnya melalui proses pengenalan. Melalui proses sosialisasi ini, warga bisa mewariskan nilai & kebiasaan sosial budaya pada generasi selanjutnya.

Semoga berguna Materi Pelajaran

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...