Teori atom dalam ilmu kimia dan fisika adalah teori tentang sifat benda. Teori ini menjelaskan bahwa semua benda terbentuk berdasarkan atom-atom. Dasar filsafat buat teori ini dianggap atomisme. Teori ini bisa diterapkan pada seluruh fase umum benda seperti yang ditemukan pada bumi, yaitu padat, cair, dan gas. Teori ini nir bisa diterapkan dalam plasma atau bintang neutron di mana terjadi lingkungan yang tidak baku, misalnya suhu atau densitas ekstrem yang Mengganggu pembentukan atom.
Salah satu konsep ilmiah tertua merupakan bahwa semua materi dapat dipecah sebagai zarah (partikel) terkecil, dimana partikel-partikel itu nir mampu dibagi lebih lanjut. Atom asal menurut istilah A : Tidak, Tomos : memotong. Dinamakan atom karena dipercaya nir bisa dipecah lagi.
Sampai waktu ini, masih ada lima macam perkembangan teori atom yaitu:
- Model atom Dalton
- Model atom Thomson
- Model atom Rutherford
- Model atom Bohr
- Model atom Modern
Untuk mengetahui selengkapnya, baca artikel tentang Perkembangan Teori Atom.
Mula-mula tinggi cairan merkuri dalam wadah yang berisi udara merupakan A, tetapi selesainya beberapa hari merkuri naik ke B & ketinggian ini tetap. Beda tinggi A dan B menyatakan volume udara yg dipakai oleh merkuri pada pembentukan bubuk merah (merkuri oksida). Untuk menguji kabar ini, Lavoisier mengumpulkan merkuri oksida, kemudian dipanaskan lagi. Bubuk merah ini akan terurai menjadi cairan merkuri & sejumlah volume gas (oksigen) yang jumlahnya sama menggunakan udara yg diharapkan pada percobaan pertama.
Pada tahun 1799 Proust menemukan bahwa senyawa tembaga karbonat baik yg dihasilkan melalui sintesis pada laboratorium juga yang diperoleh di alam memiliki susunan yang tetap.
1 | 0,62 | 1,02 |
2 | 0,48 | 0,79 |
3 | 0,36 | 0,60 |
Percobaan ke-
Sebelum pemanasan (g Mg)
Setelah pemanasan (g MgO)
Perbandingan Mg/MgO
0,62/1,02 = 0,61
0,48/0,79 = 0,60
0,36/0,60 = 0,60
Sifat-sifat sinar katoda :
- Sinar katoda dipancarkan oleh katoda dalam sebuah tabung hampa bila dilewati arus listrik (aliran listrik adalah penting)
- Sinar katoda berjalan dalam garis lurus
- Sinar tersebut bila membentur gelas atau benda tertentu lainnya akan menyebabkan terjadinya fluoresensi (mengeluarkan cahaya). Dari fluoresensi inilah kita bisa melihat sinar, sinar katoda sendiri tidak tampak.
- Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan magnit; sehubungan dengan hal itu diperkirakan partikelnya bermuatan negatif
- Sifat-sifat dari sinar katoda tidak tergantung dari bahan elektrodanya (besi, platina dsb.)
Sinar katoda tidak tampak, hanya melalui dampak fluoresensi menurut bahan sinar ini bisa dilacak. Berkas sinar katoda dibelokkan oleh medan magnet. Pembelokkan ini menerangkan bahwa sinar katoda bermuatan negatif.
Kode C = Katoda; A = Anoda; E = lempeng kondensor bermuatan listrik; M = magnet; F = layar berfluoresens.
Berkas 1: Hanya menggunakan adanya medan listrik, berkas sinar katoda dibelokkan keatas menyentuh layar pada titik 1.
Berkas dua: Hanya menggunakan adanya medan magnit, berkas sinar katoda dibelokkan kebawah menyentuh layar dalam titik 2.
Berkas tiga: Berkas sinar katoda akan lurus dan menyentuh layar dititik 3, apabila medan listrik dan medan magnit sama besarnya.
Berdasarkan eksperimennya Thomson mengukur bahwa kecepatan sinar katoda jauh lebih mini dibandingkan kecepatan cahaya, jadi sinar katoda ini bukan adalah REM. Selain itu Ia juga tetapkan perbandingan muatan listrik (e) menggunakan massa (m). Hasil rata-homogen e/m sinar katoda kira-kira 2 x 108 Coulomb per gram. Nilai ini sekitar 2000 kali lebih besar dari e/m yg dihitung menurut hidrogen yang dilepas dari elektrolisis air (Thomson menganggap sinar katoda mempunyai muatan listrik yg sama misalnya atom hidrogen dalam elektrolisis air.
Kesimpulan : Partikel sinar katoda bermuatan negatif & merupakan partikel dasar suatu benda yang sine qua non dalam setiap atom. Pada tahun 1874 Stoney mengusulkan istilah elektron.
Percikan tetes minyak didapatkan sang penyemprot (A). Tetes ini masuk kedalam indera melalui lubang mini dalam lempeng atas sebuah kondensor listrik. Pergerakan tetes diamati menggunakan teleskop yg dilengkapi alat micrometer eyepiece (D). Ion-ion dihasilkan oleh radiasi pengionan seperti sinar x menurut sebuah asal (E). Sebagian dari tetes minyak memperoleh muatan listrik dengan menyerap (mengadsorbsi) ion-ion.
Tetes diantara B & C hanya melayang-layang, tergantung dari indikasi ( atau -) dean besarnya muatan listrik pada tetes. Dengan menganalisis data menurut jumlah tetes, Milikan bisa menghitung besarnya muatan q. Milikan menemukan bahwa tetes selalu adalah integral berganda menurut muatan listrik elektron e yaitu : q = n.E (dimana n = 1, dua, 3 ...)
Nilai yg mampu diterima berdasarkan muatan listrik e merupakan ?1,60219 x 10-19C. Dengan menggabungkan output Milikan & Thomson didapat massa sebuah elektron = 9,110 x 10-28 gram.
- Partikel-partikelnya dibelokkan oleh medan listrik dan magnit dan arahnya menunjukkan bahwa muatannya positif.
- Perbandingan muatan dan massa (e/m) sinar positif lebih kecil daripada elektron.
- Perbandingan e/m sinar positif tergantung pada sifat gas dalam tabung. Perbandingan terbesar dimiliki oleh gas hidrogen. Untuk gas lain e/m merupakan pecahan integral (mis. ¼, 1/20 dari hidrogen).
- Perbandingan e/m dari sinar positif yang dihasilkan bila gas hidrogen ada dalam tabung adalah identik dengan e/m untuk gas hidrogen yang dihasilkan melalui air.
Pengamatan ini dapat diterangkan menggunakan model atom yg dibentuk J.J. Thomson yaitu model plum pudding. Kesimpulan dari sifat sinar kanal ini artinya seluruh atom terdiri menurut satuan dasar yg bermuatan positif, dalam atom H masih ada satu dan atom-atom lainnya mengandung jumlah lebih banyak. Satuan dasar ini sekarang disebut menggunakan proton.
Tahun 1909 Hans Geiger & Ernest Marsden membuat serangkaian percobaan yg memakai lempeng emas yang sangat tipis & logam lain (tebal 10-4 s.D. 10-lima cm) sebagai target partikel a yg dari menurut radioaktif.
Geiger & Marsden mengamati bahwa:
- Sebagian besar dari partikel a menembus lempeng logam tanpa pembelokkan.
- Sebagian (~1 dari tiap 20.000) mengalami pembelokkan setelah menembus lempeng logam.
- Dalam jumlah yang sama (poin 2) tidak menembus lempeng logam sama sekali tetapi berbalik sesuai arah datangnya sinar.
- Pada tahun 1913 Moseley menemukan bahwa panjang gelombang sinar x bervariasi tergantung dari bahan sasarannya. Dengan menghubungkan hal ini ke persamaan matematis disimpulkan bahwa setiap unsur dapat ditetapkan dengan suatu bilangan bulat yang disebut nomor atom.
- Tahun 1919 Rutherford mengembangkan satuan dasar muatan positif yang disebut proton hasil risetnya dari jalur lintasan partikel a diudara.
- Konsep yang dipopulerkan oleh Rutherford adalah inti mengandung sejumlah proton yang sama dengan nomor atomnya dan sejumlah partikel netral yang disebut neutron agar sesuai dengan massa atom.
- Pada tahun 1930-an Chadwick membuktikan keberadaan neutron melalui percobaan pemboman berilium dan boron dengan partikel a, sehingga model atom yang terdiri dari elektron, proton dan neutron lengkap ditemukan.
Semoga bermanfaat, Tetap Semangat!