Tidak banyak yang menyadari keberadaan Stasiun Kampung Bandan di Jakarta Utara. Selain lantaran wilayah ini kerap dilanda banjir, juga tertutup sang megahnya
pusat perbelajaan yg mengitarinya, seperti WTC Mangga Dua, Harco, & lain sebagainya. Bahkan pintu masuk sebelah Utara menuju Ancol kini ditutup.
Kampung Bandan
Masjid Tua
Semoga berguna, Tetap Semangat! Kini Stasiun Kampung Bandan masih berfungsi menjadi stasiun kereta barang yang melayani jurusan Jakarta-Surabaya. Dari stasiun itu, setiap hari sedikitnya 50 gerbong diberangkatkan ke Surabaya.
Selain stasiun sebuah masjid tua yang dibangun akhir abad XVIII, Masjid Kampung Bandan, pula masih berdiri menggunakan pemandangan jalan tol ke arah bandara. Di antara kekumuhan, kondisi tak sehat, kotor, berantakan, kawasan ini tetap layak menjadi tujuan wisata karena menyisakan stasiun dan masjid berdasarkan abad 19. Kampung Bandan pada peta daerah Kota Tua sesuai dengan Peraturan Gubernur No 34 tahun 2006 adalah batas bagian Timur. Jadi tempat ini pun masuk pada acara revitalisasi Kota Tua.
Setelah periode perbudakan usai, tawanan tadi dipekerjakan pada Pasar Ikan. Pasalnya, tempat kampung dekat menggunakan Pelabuhan Sunda Kelapa, yg otomatis dekat menggunakan Pasar Ikan. Mereka tetap mendiami kampung tadi, tumbuh berkembang & beranak pinak. Di tempat itu akhirnya dibangun juga jalur kereta barah, yaitu saat Pelabuhan Tanjung Priok (baru) dibangun. Jalur kereta barah itu buat menghubungkan Pelabuhan Sunda Kelapa & Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun Kampung Bandan, inilah yang masih tersisa berdasarkan cerita waktu Jakarta masih bernama Batavia.
Ketika era perbudakan berakhir, para eks budak tetap tinggal pada Kampung Bandan. Rumah-rumah mereka berbentuk gubuk yg terbuat berdasarkan bambu, tikar, dan jerami. Untuk hidup sehari-hari, mereka bekerja sebagai nelayan, petani, & terdapat jua yg menjadi serdadu VOC.
Sampai tahun 1633 budak-budak di Kampung Bandan masih dirantai. Pada tahun 1682 budak-budak di Kampung Bandan pernah memberontak melawan VOC pada Marunda. Namun, apalah merupakan pemberontakan mereka melawan VOC yang ketika itu telah mempunyai persenjataan lengkap. Konsekuensi berdasarkan pemberontakan yg gagal itu, sebagian budak Kampung Bandan dikirim ke Srilanka yg jua menjadi wilayah kekuasaan Belanda.
Menurut penuturan Isa Ansyori, Kepala Seksi Koleksi Museum Sejarah Jakarta, kampung ini merupakan penampungan budak dari Pulau Banda, Maluku, waktu JP Coen menaklukkan pulau itu dalam 1621. Pembantaian besar -besaran dilakukan Coen, mereka yang selamat diboyong ke Batavia.
Kemungkinan ketiga adalah bahwa Banda merupakan pengucapan berdasarkan istilah pandan. Pasalnya di masa lalu kampung ini dipenuhi pohon pandan sebagai akibatnya masyarakat menyebut Kampung Pandan ? Lalu sebagai bandan.
Banda pula bisa dari dari kata Banda dalam bahasa Jawa yg berarti ikatan - dibanda (diikat). Ini dihubungkan menggunakan peristiwa yang tak jarang dilihat sang masyarakat pada zaman pendudukan Jepang. Ketika itu Jepang sering membawa pemberontak dengan tangan terikat melewati kampung ini buat dihukum di Ancol.
Ditengarai ada sekumpulan masyarakat Banda, pada zaman Batavia, yang menghuni kawasan ini. Penyebutan ini dianggap lazim mengingat kasus lain punya kemiripan misalnya penyebutan nama kampung China sebagai Pecinan, nama loka memungut pajak atau cukai (bea) diklaim Pabean, dan Pekojan menjadi perkampungan orang Koja (Arab).
Penyebutan kata Kampung Bandan mempunyai sejarah tersendiri. Berdasarkan Buku Asal Susul Nama Tempat pada Jakarta terbitan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman tahun 2004, ada tiga kemungkinan dari muasal mengapa tempat ini diklaim Kampung Bandan. Pertama, kampung yang berlokasi di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa ini diperkirakan asal berdasarkan kata Banda, pulau di Maluku.
Padahal, sejarah mencatat Stasiun Kampung Bandan adalah stasiun kereta barang pertama di Indonesia. Selain itu, stasiun yang berada pada perbatasan Kelurahan Ancol (Jakarta Utara) & Kelurahan Mangga Dua Selatan (Jakarta Pusat) ini, satu-satunya stasiun KA pada Indonesia yg memiliki jalur atas & juga jalur bawah. Jalur di bawah menuju Pasar Senen, sementara jalur atas menuju Ancol.
Padahal, sejarah mencatat Stasiun Kampung Bandan adalah stasiun kereta barang pertama di Indonesia. Selain itu, stasiun yang berada di perbatasan Kelurahan Ancol (Jakarta Utara) dan Kelurahan Mangga Dua Selatan (Jakarta Pusat) ini, satu-satunya stasiun KA di Indonesia yang memiliki jalur atas dan juga jalur bawah. Jalur di bawah menuju Pasar Senen, sementara jalur atas menuju Ancol.