Oleh: Yuvan, Wela, Risma
Difilmkan oleh: Perwakilan X-7
Pemimpin: Icha
Mendapatkan kampiun 3 dalam acara ?Trisma Film Festival?
Dijadikan cerpen sang: Hedi
Penerjemah: Icha
NB: Isi cerpen mungkin sedikit (mungkin poly) tidak selaras menggunakan isi film. Namun gambaran diambil dari film
Pada suatu hari yang sangat panas, Chandra sedang mengemudikan kendaraan beroda empat majikannya. Benar sekali, dia merupakan seorang supir. Dia sedang menjemput anak-anak majikannya yang baru saja pergi sekolah. Majikannya bernama Pak Hedi. Pak Hedi merupakan seseorang pengusaha yang sangat sukses. Dia memiliki tiga orang anak. Masing-masing bernama Yuvan, Wela, dan Risma. Risma adalah anak bungsu sedangkan Yuvan adalah anak sulung. Mereka merupakan orang yang sangat boros dan senang belanja. Orangtuanya telah berupaya keras buat menghentikan norma boros tadi.
Saat di jalan, Chandra menemui kemacetan yang panjang. Sementara itu pada sekolah, Yuvan, Wela, & Risma sudah sangat lama menunggu oleh supir. Wela menyampaikan, ?Duh tuh sopir mana yaa? Kok lama banget!?. Kemudian Yuvan menyampaikan pada Wela sambil bermain di ponsel Nokia Lumia nya, ?Wel, tabah jee?. Wela tampak kesal mendengar nasehat kakaknya.
Akhirnya, Chandra tiba. Kemudian Wela mengungkapkan, ?Kok lama sekali om? Aku ampe kepanasan pada sini. Nanti kalo kulitku item gimana??. ?Maaf, aku tadi ada macet pada jalan? Istilah Chandra. Belum sempat Wela mengomel, tiba-tiba Risma memotong, ?Udahlah jangan berdebat, mari eksklusif saja masuk ke mobil?. Kemudian mereka seluruh menuju kendaraan beroda empat. Namun sebelum pergi, Wela & Risma meminta sopirnya buat mengantarnya ke mall buat membeli beberapa pakaian. Sesampai pada mall, mereka membeli baju-baju yg mahal. Sesudah itu, mereka pergi. Wela & Risma eksklusif bergegas ke kamarnya dan mencoba sandang yg baru mereka beli.
Setelah Yuvan, Wela, dan Risma mengganti pakaian dan makan. Mereka lalu duduk-duduk di ruang famili. Yuvan sibuk menonton pertandingan sepak bola sembari memainkan Nokia Lumianya, Wela sibuk pada iPhone nya, sedangkan Risma sibuk pada Blackberry nya. Tiba-datang, orangtuanya datang. Pak Hedi mengungkapkan kepada anak-anaknya bahwa dia bersama istrinya, Bu Rian akan pergi ke Amerika Serikat karena ada urusan bisnis. Yuvan berkata, ?Pa, ajak jee anak-anak papa. Boleh ga?. Kemudian ibunya menjawab, ?Maaf nak, ini adalah perjalanan usaha, bukan buat berlibur. Kapan-kapan mama ajak kalian berlibur ke luar negeri?. Si anak bungsu merengek, ?Pa, ma, ajak aku yaa, please?. Pak Hedi segera menenangkan anak-anaknya, ?Papa & mama cuma pergi buat lima hari saja kok. Kalo butuh uang, nih papa kasi? Sembari memberi uang pada anak-anaknya. Malamnya, Pak Hedi dan Bu Rian segera bergegas ke bandara.
Keesokan harinya, Chandra mendengar telepon berbunyi dan segera mengangkatnya. Ternyata yg menelpon adalah Evi. Evi adalah seorang pegawai di sebuah bank dan beliau sedang meminta ijin buat tiba kerumah Pak Hedi buat menemui anak-anak Pak Hedi. Beberapa jam kemudian, Evi mengetuk pintu. Chandra segera membukakan pintu dan memanggil Yuvan, Wela, & Risma. Mereka segera menemui Evi. Di ruang tamu, Evi memberitahu sesuatu, ?Anak-anak, terdapat warta buruk. Pesawat yang ditumpangi orangtua kalian sudah jatuh. Saat ini, tim SAR masih mencari pesawat tersebut. Karena kami ayah kalian masih hilang, maka kami menurut bank akan menyita buat sementara rumah ini lantaran ayah kalian mempunyai hutang yang poly kepada kami. Dimohon buat segera meninggalkan loka ini.? Yuvan, Wela, & Risma tampak sedih mendengar warta buruk itu. Kemudian, Evi berkata kembali, ?Oo ya, sebelum ayah kalian pulang, dia menyuruh kalian buat menginap buat sementara di tempat tinggal sopir kalian?. Yuvan, Wela, & Risma tampak risih mendengar saran ayah mereka. Tapi mau nir mau mereka wajib pulang karena rumah itu akan disita oleh bank. Untung saja, hari itu tepat waktu isu terkini liburan sekolah.
Sorenya, mereka segera bersiap-siap pergi ke rumah sopirnya. Rumah Chandra berada relatif jauh dari rumah majikannya. Sesampai di tempat tinggal sopir, mereka lantas disambut sang istri Chandra yang bernama Nidia. Kemudian Nidia memanggil anaknya. Anaknya bernama Icha. Risma dan Wela tampak sedikit jijik menggunakan Icha karena beliau adalah anak desa dan penampilannya sederhana. Icha mengantarkan Risma dan Wela ke kamar buat mereka. Risma & Wela merasa tidak terima tidur pada loka yang sederhana beserta menggunakan Icha. Kemudian Risma dan Wela eksklusif mengganti sandang dan segera tidur.
Keesokan harinya, Risma dan Wela dibangunkan oleh Icha & Nidia. Yuvan, Wela, & Risma masing-masing diberi tugas sang Chandra dengan ancaman jika nir mau dilaksanakan, maka mereka tidak akan dapat makan pagi. Yuvan ditugaskan untuk memberi makan ayam yg ditemani oleh Wira, tetangga Chandra. Wela ditugaskan buat mencuci baju di sungai yang ditemani oleh Tri yg pula tetangga Chandra. Sementara Risma ditugaskan untuk berkeliling desa buat menjual jajanan bersama Risma. Mereka tampak sangat merasa jijik dengan tugas mereka masing-masing.
Saat Wela terselesaikan mencuci baju di sungai, dia menemui seorang gadis yg sangat sombong dan merasa bahwa dia adalah orang yang paling cantik. Gadis itu bernama Diah. Ketika itu Diah sedang beserta temannya yg bernama Erika. Ketika melihat Wela, Erika mengejek Diah, ?Eh, kayaknya terdapat jua tuh cewek yang lebih manis dan lebih keren berdasarkan kamu?. Kemudian Diah murka & mereka bertengkar. Kemudian, Erika punya ide, ?Eh Diah, kenapa kita gak mengerjai beliau saja?. Diah mengungkapkan, ?Itu pandangan baru yg bagus! Tapi gimana caranya??. Lalu Erika berbisik kepada Diah.
Risma tampak sangat nir senang menggunakan tugasnya. Dia harus berjualan keliling desa & melalui persawahan yang becek. Kala itu Risma sedang berjalan melewati sawah. Icha mengikutinya berdasarkan belakang. Risma nir pernah pergi ke sawah sebagai akibatnya berulangkali terpeleset bahkan jatuh. Beruntung ada Icha yang selalu siap membantu Risma ketika dia hendak jatuh. Ternyata dagangan mereka sangat laku . Semuanya habis terjual. Risma merasa bangga & puas. Dia merasa bahagia melihat anak-anak membeli dagangannya. Risma dan Icha pergi menggunakan perasaan bahagia walaupun sandang mereka kotor terkena lumpur.
Hal tadi selalu mereka jalani selama seminggu. Yuvan, Wela, dan Risma merasa bosan dan capek. Mereka sedang kumpul-kumpul di kamar tidur. Wela berkata, ?Van, saya udah ga tahan kayak gini terus. Aku kangen papa sama mama!?. Risma jua mengeluh, ?Iyaa nih. Masak saya selalu becek-becekan pada sawah. Tapi saya jua merasa bersalah. Aku selalu mengeluh sama apa yg tidak aku punya padahal aku udah punya hampir segalanya pada tempat tinggal . Sementara orang-orang disini hayati dalam kesederhanaan. Lama-lama aku yang jadi malu.? Yuvan jua ikut berbicara, ?Engkau sahih, Ris. Kita pula harus sadar. Kita pula wajib siap waktu misalnya nanti usaha papa kita bangkrut & kita wajib hayati sederhana misalnya kini . Sekarang saja kita belum tahu apa papa & mama kita selamat. Tapi, saya mau ngajak kalian berkomitmen. Apabila papa dan mama kita selamat, kita janji akan hayati sederhana & nir pamer. Setuju??. Kemudian Wela & Risma mengatakan menggunakan penuh semangat, ?Setuju!?.
Keesokan harinya, misalnya biasa, Wela sedang mencuci baju dengan Tri. Tapi kali ini mereka mencuci pada kali. Mereka tampak akrab & saling bercanda. Mungkin karena Wela telah mengikuti keadaan dengan orang-orang yang hidupnya sederhana. Wela merasa orang yg sederhana itu tampak bahagia & ceria padahal tidak punya apa-apa. Sedangkan dirinya selalu merasa nir senang walaupun segalanya sudah beliau miliki. Saat Wela & Tri sibuk mencuci, tiba-tiba Diah dan Erika tiba dengan tiba-tiba dan mendorong Wela sampai jatuh ke kali. Wela lantas murka & mengomel kepada Diah. Lantaran kesal, Wela pula menarik Diah hingga ikut terjatuh ke kali. Sementara itu, Tri lari untuk meminta donasi Chandra. Diah mengatakan sembari, ?Tidak ada orang yang lebih cantik daripada aku !?. Mendengar itu, Wela kaget, ?Jadi, kamu iri sama saya gitu? Aku ga terdapat bermaksud begitu. Kamu aja yang berpikir negatif. Lebih baik kamu pergi dari sini.? Diah menyampaikan sambil mengeluarkan pisau, ?Nir mau! Kamu harus tewas!?. Beruntung, Chandra cepat tiba beserta dengan semua penghuni di rumahnya. Chandra segera melerai mereka. Wela kemudian diantar pulang.
Karena terlalu lelah dan takut, Diah kelenger dan ditolong Erika. Erika segera meminta donasi kepada Chandra. Kemudian, Chandra segera membawa Diah ke rumahnya. Sesampai pada tempat tinggal Chandra, Diah diberikan air dan dipijat sang Icha. Kemudian Diah bangun dan heran melihat keluarga Chandra dan para ?Tamu?Nya. Diah bertanya, ?Chan, aku dimana??. ?Kamu di rumahku. Tadi engkau kelenger. Tuh si Wela udah maafin engkau . Tadi kamu hampir saja membunuhnya.? Kemudian Diah meminta maaf sambil menangis pada Wela, ?Wela, maafkan aku . Aku terlalu angkuh & sombong.? Wela menyampaikan, ?Ga kenapa kok, Diah. Yang penting semua masalah ini terselesaikan?. Yuvan meledek Wela, ?Tumben nih Wela pemaaf, umumnya emosi mulu?. Semuanya tertawa ceria.
Keesokannya lagi, Risma sedang duduk-duduk bersama Icha. Mereka sedang mempersiapkan dagangan mereka yg bentar lagi akan dijual. Saat itu, datang-datang Evi datang. Risma bertanya sambil menangis, ?Mbak Evi, gimana fakta orangtua aku ??. Evi kemudian menjawab, ?Papa dan mama engkau selamat. Ini beliau?. Kemudian tiba orangtua Yuvan, Wela, & Risma dengan memakai kendaraan beroda empat Suzuki Ertiga. Risma merasa sangat senang dan sedikit heran karena biasanya ketika papa dan mamanya pergi, mereka selalu membawa mobil Mercedes-Benz. Risma segera memanggil Wela. Wela juga sangat senang & sedikit heran. Risma & Wela lantas memeluk orangtuanya & menangis. Ayahnya bertanya, ?Nak, Yuvan mana??. Kebetulan saja Yuvan seketika tiba beserta Wira. Wela berkata, ?Itu beliau pa?.
Kemudian Pak Hedi mengajak Yuvan, Wela, dan Risma pergi. Namun, anaknya menolak, ?Tunggu dulu pa, aku masih mau tinggal pada sini. Boleh gak kita makan siang pada sini??. Ayahnya mengangguk setuju. Kemudian Pak Hedi mengungkapkan pada hati, ?Terima kasih Tuhan, akhirnya skenario yang saya untuk berhasil. Anak-anak saya sekarang sebagai orang yg tidak boros, rajin, & mau berteman dengan siapa saja. Semoga selanjutnya mereka permanen seperti ini?. Keesokan harinya, Risma dan Wela tidak pernah menyuruh sopirnya buat mengantarkannya ke mall setiap pulang sekolah. Mereka juga mulai rajin belajar & membantu orangtua. Bahkan setiap hari Minggu atau hari libur, mereka pulang ke tempat tinggal Chandra buat menemui sahabat-teman mereka: Icha, Tri, Diah, Erika, dan Wira.
Layanan curhat & request artikel: hedisasrawan@gmail.Com
Semoga berguna, Tetap Semangat!