Perubahan sosial adalah perubahan kebiasaan dalam warga . Perubahan sosial ditentukan oleh warga lain yg memasuki masyarakat tadi dan lebih dipercepat lagi dengan adanya teknologi internet. Perubahan sosial dapat berupa cara berkomunikasi, gaya hidup, hubungan sosial, dll. Berikut adalah beberapa contoh perubahan sosial pada lebih kurang kita. Langsung saja kita simak yang pertama:
Ini yang paling terlihat pada warga . Dengan adanya teknologi, seseorang bisa berkomunikasi dengan seseorang yg jaraknya jauh dalam waktu yg sangat instan. Sehingga pertemuan tatap muka atau musyawarah semakin jarang terjadi kecuali pada program formal.
Dahulu, anak-anak sangat suka bermain permainan tradisional selepas dari sekolah. Pada masa itu, teknologi gawai (gadget) belum secanggih sekarang. Namun saat ini, sulit menemui anak yang masih bermain permainan tradisional, terutama di kota atau daerah yang sudah terjamah teknologi. Orangtua lebih memilih memberikan anaknya gawai dibandingkan membiarkan anak berkeliaran di luar untuk bermain.
Padahal bermain permainan tradisional dapat melatih kemampuan sosial anak karena sebagian akbar permainan tradisional wajib dimainkan sang minimal 2 orang. Permainan tradisional tunggal juga lebih seru jika dimainkan beserta teman-teman. Sedangkan pada permainan pada gawai, anak hanya berinteraksi menggunakan personal komputer atau orang lain secara nir pribadi.
Hal ini tak jarang terjadi di kompleks perumahan dimana seluruh penduduk disana heterogen. Komunikasi mungkin hanya terjadi pada tetangga terdekat saja atau bahkan tidak sama sekali. Dahulu, karena belum terdapat transportasi yang memadai, sangat sporadis terjadi kenyataan merantau atau urbanisasi sehingga suasana sosial sangat terasa pada kampung halaman masing-masing.
Dengan adanya urbanisasi dan teknologi, bahasa daerah mulai ditinggalkan dan digantikan olehBahasa Indonesia atau bahasa daerah lain yang lebih umum digunakan. Hal tersebut membuat ragam bahasa daerah semakin sedikit bahkan ada beberapa bahasa daerah yang punah.
Dahulu, setiap orang yang ingin menuntut sesuatu kepada pemerintah pasti melalui demo. Saat ini juga masih, tapi angka partisipan tidak sebanyak dulu dan kebanyakan orang lebih memilih berpendapat di media sosial atau membuat petisi daring (online). Walaupun demikian, ternyata gempuran “kicauan” seperti di Twitter lebih ampuh mengubah kebijakan pemerintah dibandingkan dengan aksi demonstrasi. Dengan media sosial, suara rakyat lebih jelas terdengar.
Cara pacaran juga telah mengalami perubahan secara drastis. Seperti saling berkirim surat digantikan oleh saling membalas chat. Dulu, pasangan selalu tidak sabar (tapi tidak marah) menanti pak pos datang, tetapi sekarang baru 5 menit tidak dibalas sudah langsung berantem. Terutama jika pesannya tidak sengaja terbaca dan tidak dibalas beberapa saat.
Anda mampu request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.Com atau eksklusif saja lewat kolom komentar :)