Kamis, 05 November 2020

5 Cara Menyusun Kajian Pustaka (Beserta Contoh)

Kajian pustaka merupakan kegiatan mencari surat keterangan yang relevan dengan penelitian yg akan dilakukan buat dikutip atau dijadikan dasar dari sebuah ide penelitian. Referensi itu dapat berupa jurnal penelitian, paper, disertasi, skripsi, kitab , dan bahkan situs internet yg mampu dipercaya. Referensi penting lantaran tidak seluruh pernyataan dalam penelitian sanggup dibentuk sang pemikiran eksklusif, selain itu jua sebagai bukti bahwa pernyataan yang di buat pada pada penelitian terbukti secara realitas. Berikut adalah cara menyusun kajian pustaka dengan baik dan sahih bersama model. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Memilih Sumber Pustaka

Sumber pustaka, seperti yang sudah dijelaskan tadi, dapat berupa skripsi, tesis, disertasi, makalah, paper, jurnal penelitian, buku, situs internet yang kredibel, dll. Memilih sumber pustaka yang baik penting untuk menghasilkan kutipan atau ide yang tepat. Dalam memilih sumber pustaka, terdapat beberapa kriteria sumber pustaka sebagai berikut:

  1. Sesuai dengan topik penelitian yang akan dilakukan.

  2. Isi mudah dipahami oleh peneliti.

  3. Pernyataan dalam sumber tersebut harus bisa dibuktikan secara empiris.

  4. Sumber pustaka harus terorganisir supaya lebih mudah dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

  5. Sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan teori terbaru.

  6. Berhubungan dengan penelitian.

  7. Sumber tersebut harus terpercaya.

Dua. Menelusuri Sumber Pustaka

Setelah ditemukan beberapa asal pustaka yg sesuai menggunakan penelitian yg dilakukan, maka langkah selanjutnya merupakan menelusuri isi di dalam asal pustaka buat mencari kutipan. Caranya adalah menggunakan melihat daftar isi terlebih dahulu lalu membaca secara holistik bagian sumber pustaka yg dianggap penting.

Tiga. Membaca Sumber Pustaka

Jauh lebih baik jika kita mengambil sumber pustaka dengan cara membaca dan memahami isi sumber pustaka tersebut supaya tidak asal mengutip. Tujuan lainnya adalah untuk membentuk kerangka teori di dalam pikiran supaya mempermudah penulisan karya ilmiah.

4. Mencatat Hasil Interpretasi Terhadap Sumber Pustaka

Catatlah hal-hal yg dipercaya krusial di dalam sumber pustaka, lalu menulis ulang yg kita baca sesuai pemahaman, dan memeriksanya balik buat memastikan keakuratan kajian pustaka yg akan dibuat.

5. Penyajian Kajian Pustaka

Setelah semua sumber pustaka didapatkan, maka langkah selanjutnya merupakan menulis kajian pustaka. Pada umumnya, kajian pustaka berada pada BAB II suatu karya ilmiah. Kajian pustaka terdiri dari beberapa subbab yg menjabarkan semuanya yg herbi penelitian yg akan dilakukan. Penyajian kajian pustaka dapat berupa naratif & bisa pula disertai dengan analisis. Perbedaannya yaitu pada naratif hanya menguraikan dengan perkiraan analisis akan diuraikan di bab selanjutnya. Sedangkan jika berisi analisis, maka dijabarkan mengenai pendapat penulis akan kajian pustaka tersebut apakah akan mengkritik, menolak, menerima, atau yang lainnya.

Contoh Kajian Pustaka

Berikut adalah contoh kajian pustaka pada karya ilmiah yang berjudul “Uji Efektifitas Daun Kamboja (Plumeria rubra L.) Sebagai Obat Luka pada Mencit (Mus musculus albinus)”

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Kamboja (Plumeria rubra L.)

Klasifikasi kamboja dapat dilihat dalam tabel 2.1, tanaman yang termasuk keluarga Apocynaceae merupakan tanaman berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan Afrika. Di alam, tanaman ini berbentuk semak liar yang tumbuh di daerah gurun yang panas dan dapat hayati lama tanpa air. Usia flora ini bisa mencapai ratusan tahun.

Tabel 2.1 Klasifikasi Kamboja (Plumeria rubra L.)

KerajaanPlantae
Sub kerajaanTracheobionta
DivisiSpermatophyta
Sub DivisiMagnoliphyta
KelasMagnoliopsida
OrdoGentianales
FamiliApocynaceae
GenusPlumeria
JenisPlumeria rubra L.

Ciri spesial kamboja (Plumeria rubra L.) adalah bunganya yg beraroma spesial & tak jarang dijadikan bahan baku parfum. Warna mahkotanya merah. Tinggi flora ini dapat mencapai lebih dari enam meter dan bercabang-cabang. Jenisnya merupakan kayu lunak & bergetah sebagai akibatnya nir cocok menjadi bahan baku furniture. Daun kamboja berwarna hijau, berbentuk oval dengan urat daun terlihat menonjol pada belakang dan ujung daun yang meruncing. Daun kamboja berwarna kuning saat hendak rontok. Pada isu terkini panas, banyak daun yg rontok & bunga poly yang mengembang. Morfologi dari tumbuhan kamboja dapat dicermati pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Tanaman Kamboja

tanaman kamboja

Sumber : en.Wikipedia.Org

2.1.2. Mencit (Mus musculus albinus)

Klasifikasi mencit dapat dilihat pada tabel 2.1. Mencit (Mus musculus albinus) merupakan salah satu hewan dalam kelompok rodentia yang mudah dipelihara, praktis juga dapat berkembang biak dengan cepat sehingga dapat diperoleh keturunan dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat serta anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan Pramono 1998).

Tabel 2.2 Klasifikasi mencit (Mus musculus albinus)

Kerajaan

Animalia Phylum Chordata Sub Phylum Vertebrata Kelas Mamalia Ordo Rodentia Famili Muridae Genus Mus Spesies Mus musculus Sub Spesies Mus musculus albinus

Mencit luar atau mencit tempat tinggal merupakan fauna semarga dengan mencit laboratorium. Hewan tersebut beredar pada seluruh dunia & acapkali ditemukan di dekat atau di pada gedung & rumah yang dihuni insan. Berat badan bervariasi, namun umumnya dalam umur empat minggu berat badan mencapai 18-20 g. Mencit liar dewasa dapat mencapai 30-40 g dalam umur enam bulan atau lebih. Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-kira sama menggunakan mencit liar, tetapi sehabis diternakkan secara selektif selama delapan puluh tahun yg kemudian, sekarang ada banyak sekali rona bulu & muncul banyak galur menggunakan berat badan bhineka (Smith & Mangkoewidjojo 1988). Morfologi menurut mencit dapat dilihat pada gambar dua.2.

Gambar 2.2 Mencit

Mencit

Sumber : de.Wikipedia.Org

Mencit laboratorium bisa dikandangkan pada kotak sebesar kotak sepatu. Kotak dapat dibentuk menurut berbagai macam bahan, contohnya plastik, aluminium, atau baja tahan karat (stainless steel). Prinsip dasar yang perlu dicamkan jika memilih kotak mecit ialah bahwa kotak wajib gampang dibersihkan & disterilkan. Kotak mencit wajib tahan usang, tahan gigit & mencit tidak dapat lepas. Apa pun sistem kandang yg digunakan, paling krusial buat diperhatikan merupakan persyaratan fisiologis dan tingkah laris mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga lingkungan tetap kemarau & higienis, suhu yang memadai, & memberi ruang cukup buat bergerak menggunakan bebas dalam aneka macam posisi. Seluruh sistem perkandangan wajib didesain sebagai akibatnya gampang dirawat & diperbaiki demi kesehatan hewan. Kandang yang baik wajib tersedia alas tidur (bedding) menggunakan kualitas cantik dan higienis. Biasanya di wilayah tropis bisa digunakan bubuk gergaji atau sekam padi sebagai alas tidur. Alas tidur harus diganti sesering mungkin, sekurang-kurangnya satu kali tiap minggu (Smith & Mangkoewidjojo 1988).

2.2. Kajian Hasil Penelitian yg Relevan

  1. Hery Kristiana (2008) pada skripsinya yang berjudul: “Gambaran Darah Mencit (Mus musculus albinus) yang Diberi Salep Ekstrak Etanol dan Fraksi Hexan Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) pada Proses Persembuhan Luka”. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid dan kuinon. Sedangkan fraksi hexan rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid, saponin dan kuinon. Secara umum sediaan salep ekstrak rimpang kunyit yang dipakai mempunyai manfaat untuk mempercepat persembuhan luka serta dapat digunakan sebagai obat luka, sehingga sediaan salep ekstrak rimpang kunyit ini potensial dikembangkan menjadi obat komersial.
  2. Kunti Hapsariani (tt) pada tesisnya yang berjudul: “EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria accuminata Ait) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA MELALUI PENGAMATAN SEL PMN (Polimorfonuklear)”. Hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh pemberian salep ekstrak etanol konsentrasi 10% daun P. accuminata Ait pada proses penyembuhan luka gingival tikus Sprague dawlery.

2.3. Kerangka Berpikir

Penelitian ini membahas efek pemberian daun kamboja (Plumeria rubra L.) terhadap taraf kesembuhan dalam tikus mencit (Mus musculus albinus). Penelitian ini dilakukan menggunakan cara percobaan in vitro dalam mencit. Kemudian diteliti & diambil data secara kualitatif.

Referensi:

  1. CONTOH PENULISAN KAJIAN PUSTAKA (http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/contoh-penulisan-kajian-pustaka.html)
  2. Teknik Menyusun Kajian Pustaka (https://zultogalatp.wordpress.com/2013/03/07/teknik-menyusun-kajian-pustaka/)
  3. PENGERTIAN KAJIAN PUSTAKA (http://arulteam.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kajian-pustaka.html)

Anda sanggup request artikel mengenai apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.Com atau langsung saja lewat kolom komentar :)

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...