Posted by Agrikompleks
Inovasi Mekanisasi Pertanian - Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan mekanisasi pertanian serta upaya pengembangan mekanisasi pertanian tidak terlepas dari dukungan kelembagaan karena lembaga-lembaga inilah yang berperan mulai dari mengadopsi, mempelajari, mengembangkan dan merekayasa teknologi yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi pertanian Indonesia, membantu penyampaiannya kepada masyarakat, sampai mendemostrasikan dan melakukan pelatihan kepada masyarakat sehingga teknologi tersebut dapat diterapkan dan memberikan manfaat yang nyata bagi perkembangan pertanian.
Peranan kelembagaan dalam masyarakat merupakan buat mengurangi ketidakpastian menggunakan membuatkan struktur yg stabil menurut hubungan antar insan. Aturan-aturan yang kompleks pada kelembagaan mengakibatkan kelembagaan sulit buat berubah secara drastis.
Dalam menghadapi perubahan lingkungan dan inspirasi-wangsit baru, perubahan kelembagaan akan mengalami inertia dan diadaptasi menggunakan lembaga yang eksis sebelumnya. Setiap termin dalam perubahan kelembagaan akan ditentukan oleh starting point forum itu sendiri.
Lantaran sifat kelembagaan yg kaku tadi, maka perkembangan kelembagaan wajib disesuaikan dengan budaya & sifat masyarakatnya.
Pada awal perkembangannya, mekanisasi pertanian di Indonesia mengalami poly kendala karena faktor sosial budaya warga yg berbeda dengan warga luar.
Pertanian pada Indonesia dilakukan dengan cara dan indera yang tradisional & lebih poly memakai energi manusia & hewan.
Adopsi teknologi menurut negara maju tanpa melakukan penyesuaian menyebabkan masyarakat sulit menerima pemakaian alasintan tersebut. Penyesuaian terus dilakukan dan kemudian pada perkembangan selanjutnya traktor tangan dibentuk.
Masyarakat mulai tertarik buat menggunakan traktor tangan tersebut karena bentuknya yg lebih sesuai menggunakan kondisi lahan maupun keadaan social ekonomi petani Indonesia. Perkembangan kelembagaan mekanisasi pertanian tidak bisa meniru lembaga luar.
Tiap negara mempunyai pola kelembagaannya sendiri yg diadaptasi dengan budaya masyarakatnya.
Contohnya, Jepang, Korea, Taiwan, dan Thailand merupakan negara-negara Asia yang maju walaupun kelembagaan mereka berbeda menggunakan negaranegara Barat. Mereka menyesuaikan perkembangan dengan tradisi dan sistem negara mereka yg unik (Badan Litbang Pertanian. 1981).
Tinjauan kelembagaan mekanisasi pertanian Indonesia akan dilakukan melalui pendekatan sistem. Sistem secara luas didefinisikan sebagai satu set dari unit-unit atau unsur-unsur yg saling berinteraksi satu sama lainnya dalam proses membarui input sebagai hasil. Dengan melihat mekanisasi pertanian sebagai suatu sistem maka unsur-unsur yg terkait diantaranya:
Input
Input terdiri menurut bahan baku, kapital, energi kerja, keterangan, pengetahuan, & teknologi yang dimanfaatkan pada penciptaan output.
Output
Output berdasarkan sistem mekanisasi pertanian berupa indera & mesin pertanian yang didapatkan, jasa-jasa alsintan, dan pemanfaatan alsintan oleh rakyat.
Sistem
Sistem terdiri berdasarkan pihak-pihak yang berinteraksi satu menggunakan lainnya pada membangun mekanisasi pertanian, misalnya penghasil, importir alsintan, penyedia jasa alsintan, dan lembaga penunjang lainnya
Lingkungan
Lingkungan menurut sistem mekanisasi pertanian terdiri berdasarkan lingkungan eksklusif & tidak langsung. Lingkungan pribadi terdiri dari pihak-pihak yg pribadi mempengaruhi & ditentukan sang sistem, contohnya petani, pedagang, & Departemen Pertanian. Sedangkan lingkungan tidak eksklusif terdiri menurut forum atau kebijakan yg memiliki imbas luas terhadap sistem, contohnya: keadaan sosial ekonomi, keadaan politik, sistem nilai & norma rakyat, dan bonus.
Proses
Proses mencakup teknologi dan metode-metode yang digunakan buat membarui input menjadi output. Dalam proses ini diharapkan peran lembaga riset buat menentukan teknologi apa yg sesuai dan bagaimana metode pengadopsian teknologi tadi.
Struktur
Struktur mendeskripsikan kiprah, tanggung jawab, & interaksi antara pihak-pihak yg berkaitan dengan mekanisasi pertanian. Mulai dari penghasil, petani, pedagang alsintan, pemerintah, hingga forum-forum penunjang lainnya yg terkait. Struktur sangat penting lantaran beliau menentukan penyalurkan berita dalam sistem, & menaruh bonus kepada pihak pihak yang terkait.
Tujuan
Tujuan berdasarkan sistem mekanisasi pertanian merupakan mempertinggi kinerja sektor pertanian & kesejahteraan warga
Daftar Pustaka :
Badan Litbang Pertanian. 1981. Pengaruh Mekanisasi Pertanian pada Produktivitas, Pendapatan & Kesempatan Kerja. Prosiding Seminar Nasional. Bandung.