Tumbuhan lumut atau bryophyta adalah penjabaran informal yang terdiri menurut tiga divisi tumbuhan non-vaskuler yaitu lumut hati, lumut tanduk, & lumut daun. Ukurannya terbatas dan lebih memilih tempat asal lembab meskipun lumut dapat bertahan hidup pada lingkungan yang lebih kering. Terdapat kurang lebih 20.000 spesies bryophyta.
Bryophyta mempunyai sistem reproduksi tertutup (gametangia dan sporangia), tetapi tidak membentuk bunga atau biji. Tumbuhan lumut bereproduksi melalui spora. Bryophyta dianggap menjadi parafiletik dan bukan monofiletik, meskipun beberapa penelitian membentuk hasil yang bertentangan. Meskipun demikian, istilah ini tetap digunakan menjadi pembagian terstruktur mengenai informal. Istilah bryophyte dari menurut bahasa Yunani ????? (bryon) yg berarti ?Lumut pohon, hijau tiram? & ????? (phyton) yg berarti ?Tumbuhan?.
1. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut
Ciri-karakteristik bryophyta merupakan menjadi berikut:
Siklus hidup didominasi sang fase gametofit.
Berukuran mini , kebanyakan tidak hingga 1-2 cm. Meskipun terdapat yg hingga 20 centimeter.
Sporofit tidak bercabang.
Tidak mempunyai jaringan pembuluh vaskuler sejati yg mengandung lignin. Meskipun beberapa antara lain memiliki jaringan khusus untuk mengangkut air.
Dua. Habitat Tumbuhan Lumut
Bryophyta ada di banyak sekali tempat asal. Ia bisa ditemukan tumbuh pada berbagai suhu (arktik yang dingin hingga gurun yang panas), ketinggian (bagian atas bahari sampai pegunungan alpen), & kelembaban (gurun yg kemarau hingga hutan hujan yang basah). Bryophyta dapat tumbuh di loka yang nir sanggup melakukan vaskularisasi tumbuhan lantaran beliau nir bergantung dalam akar buat mengambil nutrisi menurut tanah. Tumbuhan lumut bisa bertahan hayati di bebatuan dan tanah tandus.
3. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut
Siklus hayati tumbuhan lumut. Gametofit (haploid) ditunjukkan pada area berwarna hijau (kanan), sedangkan sporofit (diploid) berwarna ungu muda (kiri).
Seperti seluruh tanaman darat, bryophyta mempunyai daur hidup menggunakan pergantian generasi. Dalam setiap daur, gametofit haploid masing-masing selnya mengandung sejumlah kromosom tidak berpasangan, bergantian menggunakan sporofit diploid yang selnya mengandung 2 pasang kromosom yang berpasangan. Gametofit membentuk sel sperma & sel telur haploid yg berfusi menciptakan zigot diploid yg tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk spora haploid sang meiosis. Spora akan beterbangan dibawa angin yg nantinya akan tumbuh menjadi gametofit.
Bryophyta merupakan tumbuhan secara umum dikuasai gametofit, yang berarti generasi tanaman yg paling menonjol & berumur panjang merupakan gametofit haploid. Sporofit diploid hanya timbul sekali waktu. Sporofit selalu tidak bercabang dan membuat sporangium tunggal (kapsul produksi spora).
Lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk menghabiskan sebagian akbar hayati mereka sebagai gametofit. Gametangia (organ penghasil gamet), arkegoium, dan anteridium diproduksi pada gametofit, kadang-kadang di ujung tunas, di ketiak daun, atau tersembunyi pada bawah thalli.
Sel telur yang dibuahi menjadi zigot berkembang sebagai embrio sporofit pada pada arkegonium. Sporofit yg matang permanen melekat pada gametofit yg terdiri berdasarkan tangkai yang disebut seta & satu sporangium atau kapsul. Di pada sporangium, spora haploid diproduksi sang proses meiosis. Kemudian spora beredar yg lebih disebabkan lantaran angin. Apabila spora mendarat di lingkungan yg sesuai, spora berkembang menjadi gametofit baru.
4. Klasifikasi dan Filogeni Tumbuhan Lumut
Secara tradisional, seluruh flora darat tanpa jaringan vaskuler diklasifikasikan dalam grup taksonomi tunggal, seringkali kali dalam divisi atau filum. Baru-baru ini, penelitian filogenetik mempertanyakan apakah bryophyta membentuk kelompok monofiletik sebagai akibatnya menggunakan demikian apakah mereka wajib membangun takson tunggal. Meskipun sebuah studi tahun 2005 mendukung pandangan tradisional bahwa bryophyta membangun kelompok monofiletik, pada tahun 2010 mufakat luas sudah timbul bahwa bryophyta secara holistik adalah parafiletik, meskipun masing-masing berdasarkan tiga grup yg masih ada merupakan monofiletik.
Tiga klade bryophyta (yg dapat diperlakukan menjadi divisi) adalah lumut hati (marchantiophyta), lumut daun (bryophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta). Tumbuhan vaskuler atau trakeofit (tracherophyta) membangun klade keempat. Berdasarkan analisis, lumut tanduk merupakan saudara dati flora vaskuler & lumut hati merupakan saudara menurut semua tanaman darat lainnya termasuk lumut tanduk dan lumut daun.
Studi filogenetik terus membentuk output yg bertentangan. Khususnya yang didasarkan dalam urutan gen yang menunjukkan bryophyta merupakan parafiletik, sedangkan dari dalam terjemahan asam amino dari gen yang sama menunjukkan mereka monofiletik. Sebuah studi tahun 2014 menyimpulkan bahwa bias komposisi bertanggung jawab atas perbedaan ini dan bahwa bryophyta adalah monofiletik. Masalah ini permanen nir terpecahkan.
Ketika tumbuhan yg telah punah diperhitungkan, citra sedikit berubah. Beberapa tumbuhan darat yang telah punah misalnya horneophyta bukanlah bryophyta, namun jua bukan tanaman vaskuler karena nir mempunyai jaringan angkut sejati. Perbedaan yang berbeda diharapkan. Dalam bryophyta, sporofit merupakan struktur bercabang sederhana menggunakan organ pembentuk spora tunggal (sporangium). Di semua tanaman darat lainnya, sporofit bercabang dan membawa poly sporangia. Telah diperdebatkan bahwa kontras antara bryophyta dan flora lainnya lantaran banyak lumut sudah memiliki pembuluh angkut yg berkembang dengan baik. Kontras yg ditampilkan pada diagram pada bawah sedikit tidak sama:
Sebuah cara lain filogeni berdasarkan asam amino (bukan gen), menerangkan bryophyta sebagai grup monofiletik.
Jika filogeni ini terbukti sahih, maka sporofit kompleks dari tanaman vaskuler yg masih hidup mungkin telah berevolusi secara independen dari sporofit sederhana yang nir bercabang di byrophyta. Penelitian lain memberitahuakn gerombolan monofiletik yang terdiri menurut lumut hati dan lumut daun, menggunakan lumut tanduk menjadi saudara bagi tanaman vaskuler.
Lima. Evolusi Tumbuhan Lumut
Antara 510-630 juta tahun yg kemudian, tumbuhan darat berevolusi menurut tanaman air, khususnya ganggang hijau. Studi filogenetik molekuler menyimpulkan bahwa bryophyta merupakan garis keturunan paling awal yang menyimpang berdasarkan tumbuhan darat yang masih ada sampai waktu ini. Bryophyta memberi wawasan migrasi tanaman dari lingkungan perairan ke daratan. Sejumlah fitur fisik menghubungkan bryophyta menggunakan tanaman darat & tanaman air.
Adaptasi berbeda yg diamati pada byrophyta telah memungkinkan flora mengkolonisasi lingkungan darat bumi. Untuk mencegah jaringan flora mengering pada lingkungan darat, kutikula lilin yang menutupi jaringan lunak flora menaruh perlindungan dari kekeringan. Perkembangan gametangia memberikan perlindungan lebih lanjut khusus buat gamet. Bryophyta jua memiliki perkembangan embrio yang merupakan adaptasi signifikan yang terlihat pada flora darat. Sementara itu, bryophyta nir memiliki jaringan pembuluh angkut yang benar-benar tervaskularisasi. Tumbuhan lumut memiliki organ yang memiliki fungsi khusus, seperti menggunakan fungsi daun dan btg pada tanaman darat tingkat lebih tinggi.
Bryophyta jua memberitahuakn hubungan dengan leluhurnya yaitu tumbuhan akuatik. Mereka mengembangkan banyak sekali fitur dengan nenek moyang ganggang hijau mereka. Ganggang hijau & bryophyta memiliki klorofil a dan b menggunakan struktur kloroplas serupa. Bryophyta bergantung dalam air buat reproduksi dan kelangsungan hayati. Lapisan tipis air pada bagian atas tumbuhan dibutuhkan buat memungkinkan pergerakan sel sperma antar gametofit & fertilisasi sel telur.
6. Perbandingan Morfologi Tumbuhan Lumut
Berikut adalah kompendium perbandingan morfologi gametofit dari tiga gerombolan bryophyta:
Sedangkan berikut merupakan kompendium perbandingan morfologi sporofit dari 3 kelompok bryophyta:
7. Manfaat Tumbuhan Lumut
Pengkondisian tanah. Bryophyta membantu meningkatkan retensi air dan ruang udara di dalam tanah.
Bioindikator. Bryophyta digunakan dalam studi polusi untuk menunjukkan polusi tanah seperti keberadaan logam berat, polusi udara, dan radiasi UV-B.
Kebun lumut. Kebun di Jepang dirancang dengan lumut untuk menciptakan suasana yang lebih suci dan damai.
Pestisida. Beberapa bryophyta menghasilkan pestisida alami. Seperti lumut hati Plagiochila yang menghasilkan zat kimia yang beracun bagi tikus. Bryophyta lain menghasilkan bahan kimia yang melindunginya agar tidak dimakan siput. Ketika Phythium sphagnum ditaburkan di tanah tempat biji berkecambah, ia akan menghambat pertumbuhan jamur yang dapat membunuh kecambah muda.
Bahan bakar.
Pengemasan. Sifat antibiotik dan tahan air bryophyta membuatnya berguna untuk dijadikan bahan baku kemasan sayuran, bunga, dan ubi-ubian.
Penutup luka. Sifat antibiotiknya juga menjadikannya berguna untuk menutup luka saat Perang Dunia I.