Sabtu, 09 Mei 2020

Tujuan Dalam Pemeliharaan Ternak Kuda

Tujuan Pemeliharaan Ternak Kuda - Umumnya kuda dipelihara untuk tujuan olahraga ketangkasan atau pacuan kuda. Para pemilik kuda berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan kuda-kuda yang kencang dalam berpacu, cerdas, patuh, setia dan tangkas.

Tujuan Dalam Pemeliharaan Ternak Kuda

Posted by Agrikompleks

Tujuan Dalam Pemeliharaan Ternak Kuda

Awalnya terdapat beberapa jenis kuda yg masih ada di Indonesia. Rata-homogen semuanya bertubuh kecil & bentuknya masih primitif. Kuda-kuda tersebut berperan dalam menunjang perekonomian dalam setiap daerah.

Kegunaannyapun sangat majemuk, misalnya menjadi alat transportasi, kuda pacu, kuda olahraga ketangkasan, dan sumber protein hewani. Kemudian melalui perkawinan silang bisa dihasilkan kuda menggunakan bentuk tubuh yang lebih tinggi dan lebih indah.

Semakin maraknya olahraga berkuda pada indonesia menciptakan prospek peternakan kuda di indonesia semakin cerah. Selain penghasilan pendudukIndonesia yg semaikin semakin tinggi, adanya kesadaran bahwa ternak kuda adalah keliru satu hewan yg sanggup menghibur sekaligus bisa membuka kesempatan kerja bagi orang lain, pula turut menghipnotis perkembangan ternak kuda di Indonesia. Dengan demikian nir mengherankan jika tujuan pemeliharaan kuda waktu ini lebih cenderung buat memenuhi sarana olahraga ketangkasan berkuda dan pacu kuda..

Olahraga ketangkasan berkuda lebih dikenal menggunakan equestrian sport. Pada jenis olahraga ini atlet mempergunakan kuda sebagai wahana buat mencapai prestasi. Telah umum diketahui bahwa kekuatan seekor kuda jauh melebihi kekuatan insan dan disitulah keunikan olahraga berkuda.

Selain wajib menguasai dirinya, seseorang atlet pula wajib mengetahui seluk beluk kuda bersama akal budinya yg adalah galat satu seni (art) dari olahraga ketangkasan berkuda. Kepuasan pada olahraga ketangkasan berkuda bukan saja terletak pada dalam kepuasan jiwa (estetika) seperti buat membina keberanian, mempertinggi reflaksi, keterampilan dan membina rasa sayang terhadap fauna.

Pembinaan fisik misalnya kelenturan tubuh dan perkembangan otot juga merupakan kepuasan tersendiri pada olahraga ketangkasan berkuda. Bahkan ketika ini ada sebagian orang yang memanfaatkan olahraga berkuda sebagai terapi penyembuhan penyakit autis.

Pacu kuda  telah dikenal sejak beberapa abad sebelum masehi oleh berbagaibangsa di seluruh dunia, terutama bangsa Romawi. Pacuan kuda merupakan konsumsi yang sangat digemari para raja atau pengusaha lain serta rakyat dalam lingkungan dan kondisi yang berbeda.

Jenis kuda pacu yang digunakan terdiri atas banyak sekali jenis keturunan yg terdapat di negeri itu. Pada waktu itu, belum ada lapangan khusus sehingga pacuan berlangsung di gurun pasir, di tengah tanah pertanian, dihutan, atau di jalan-jalan tengah kota.

Akibat keterbatasan pengetahuan tentang perlengkapan kuda, orang berpacu tanpa menggunakan pelana atau alat-alat pacu lainnya. Mereka hanya berpegangan dalam rambut kuda atau pada seutas tali yg melingkar pada kepala kuda.

Dalam perkembangannya, pacuan kuda telah mengalami perubahan secara sedikit demi sedikit. Perubahannya diawali dengan menyusun peraturan pacuan & menyempurnakan lapangan pacu. Kemudian kuda mulai dilengkapi menggunakan beberapa alat-alat seperti alas, pelana, dan tapal kaki kuda.

Cara duduk diatas kuda pun berubah, yg semula harus berpegangan dalam rambut kuda sebagai duduk diatas pelana menggunakan memegang kendali. Selanjutnya dilakukan pemilihan jenis kuda yg cocok buat pacuan.

Hal itu terjadi  karena pada dasarnya tidak semua jenis kuda dapat dipergunakan untuk pacuan. Dalam rangka meningkatkan olahraga pacuan kuda di Indonesia, telah ditetapkan standar kuda pacu khas Indonesia yang disebut Kuda Pacu Indonesia (KPI).

Sumber :

Maswarni & Nofiar, R. (2014). Kuda (Manajemen Pemeliharaan dan Pengembangbiakan). Penebar Swadaya. Jakarta.

Kuliner Khas Kutai Timur

Sambal raja terbuat dari cabai, bawang merah, terasi, tomat yang digoreng hingga lembek dan mudah dihaluskan. Disertai dengan tempe, udang, ...